Selasa, 17 September 2013

M A M P I R

 PERJALANAN :

1. Kali Gendol, Cangkringan
 2. GunungGambar,Patuk Gunungkidul
 
3. Monumen Bambu Runcing, Muntilan Magelang
 4. Ketep Pass, Sawangan Magelang
 5. Fun Rafting sungai Elo, Magelang
 6. Stasiun kereta api Solo Balapan

7. Pelabuhan Bakaheuni Lampung












                                                                                                                                                                                                                                                  
 8. Pantai Losari Makassar

Rabu, 21 Agustus 2013

SELAMAT IDUL FITRI



Meski tangan tak dapat berjabat
Meski wajah tak saling menatap
Meski raga tak bisa bersua
Kuingin pintu maafmu selalu terbuka
Selamat Idul Fitri 1434 H, Mohon maaf lahir dan batin

Minggu, 21 Juli 2013

PUASA YANG BERKUALITAS

Repost dari http://www.bersamadakwah.com/2012/07/puasa-yang-berkualitas.html

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,
Puasa Ramadhan merupakan ibadah istimewa yang akan dinilai langsung oleh Allah sehingga ia tidak dibatasi oleh pelipatgandaan pahala 10 sampai 700 kali. Rasulullah SAW:


كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

Setiap amal anak Adam dilipatgandakan; sati kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa sampai tujuh ratus kali. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang membalasnya…” (HR. Muslim, An-Nasai, Ad-Darimi, dan Al-Baihaqi)

Nilai puasa di sisi Allah, dengan demikian, akan sangat bergantung pada kualitasnya. Semakin ia berkualitas, semakin tinggi nilainya di sisi Allah. Sebaliknya, puasa yang kualitasnya sekedar menahan lapar dan haus, ia tidak bernilai apa-apa di sisi Allah. Rasulullah SAW bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ

Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa baginya kecuali rasa lapar. (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah)

Melakukan amal dengan optimal dan berusaha mendapatkan kualitas tertinggi adalah sebuah keharusan. Inilah mengapa Dr. Musthafa Dieb Al-Bugho dan Muhyidin Mistu dalam Al-Wafi saat menjelaskan hadits :

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ

Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku ihsan dalam segala hal (HR. Muslim)

Beliau berdua mengatakan: Hadits ini merupakan nash (dalil) yang menunjukkan keharusan berlaku ihsan. Yaitu dengan melakukan suatu perbuatan dengan baik dan maksimal.

Maka, begitupun dengan puasa. Marilah kita tunaikan puasa kita dengan sebaik-baiknya sehingga ia benar-benar menjadi puasa yang berkualitas. Lalu apa saja kriteria puasa yang berkualitas itu?

Ikhlas
Ikhwani fillah rahimakumullah,
Inilah penentu awal kualitas puasa kita; keikhlasan. Tidak hanya puasa, bahkan seluruh amal akan ditentukan pertama kali oleh standar ini. Jika ia melakukannya ikhlas karena Allah maka amalnya menuju Allah (berpeluang diterima Allah), tetapi jika ia melakukannya karena selain Allah, maka amal itu tidak memiliki peluang sama sekali untuk menjadi bernilai di sisi Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. (HR. Bukhari dan Muslim)

Demikian juga dengan ampunan yang dijanjikan Allah bagi orang yang berpuasa. Tidak serta merta ampunan ini akan didapatkan semua orang. Hanya mereka yang ikhlas saja yang berhak mendapatkan janji ini dan membuktikannya di hadapan Allah SWT kelak di akhirat.

من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq ‘alaih)

Hadits di atas sekaligus menjadi dalil bahwa mengharapkan pahala dari Allah adalah termasuk ikhlas. Ini berbeda dengan ungkapan sufi yang ekstrim mengatakan tentang keikhlasan:

Ya Allah,
Jika aku beribadah kepada-Mu karena mengharap surga
Haramkanlah aku memasukinya
Jika aku beribadah kepada-Mu karena takut neraka
Campakkanlah aku ke dalamnya


Dan, alhamdulillah, menjaga keikhlasan puasa itu lebih mudah dari pada ibadah lain, karena puasa adalah amalan batin. Maka Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam Ihya’ Ulumiddin: “Puasa itu sendiri rahasia yang padanya tidak ada amal yang disaksikan. Seluruh amal ketaatan itu disaksikan dan dilihat oleh makhluk sedangkan puasa hanya dilihat oleh Allah Azza wa Jalla, karena puasa itu amal batin dengan semata-mata kesabaran.”

Meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa
Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah,
Tentu saja untuk menjadi berkualitas, puasa itu harus sah. Artinya, kita harus meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa.

Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan bahwa hal-hal yang membatalkan puasa itu dibagi menjadi dua;

Pertama, hal-hal yang membatalkan puasa dan wajib qadha’
a. Makan atau minum dengan sengaja. Jika seseorang makan dan minum dalam keadaan lupa, itu tidak membatalkan puasanya.

مَنْ نَسِىَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ

Barangsiapa yang lupa, padahal ia berpuasa, lalu ia makan atau minum, hendaknya ia meneruskan puasanya. Karena ia diberi makan dan minum oleh Allah. (HR. Jamaah)

b. Muntah dengan sengaja

مَنْ ذَرَعَهُ الْقَىْءُ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ وَمَنِ اسْتَقَاءَ عَمْدًا فَلْيَقْضِ

Barangsiapa didesak muntah, ia tidak wajib mengqadha, tetapi siapa yang menyengaja muntah hendaklah ia mengqadha. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Daruquthni, dan Hakim)

c. Mengeluarkan sperma, baik karena mencium istrinya atau hal lain di luar bersetubuh dan mimpi. Jika bersetubuh ia terkena kafarat, jika karena mimpi maka tidak mempengaruhi puasanya.

d. Meniatkan berbuka. Karena niat merupakan rukun puasa, maka niat berbuka berarti membatalkan puasanya.

Kedua, hal-hal yang membatalkan puasa dan wajib qadha’ dan kafarat
Mengenai tindakan membatalkan puasa dan karenanya wajib qadha berikut kafarat, menurut jumhur ulama hanyalah bersenggama dan tidak ada yang lain. Kafaratnya adalah memerdekakan budak, jika tidak mampu maka berpuasa dua bulan berturut-turut, jika tidak mampu memberikan makan kepada 60 orang miskin.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ هَلَكْتُ . فَقَالَ « وَمَا ذَاكَ » . قَالَ وَقَعْتُ بِأَهْلِى فِى رَمَضَانَ . قَالَ « تَجِدُ رَقَبَةً » . قَالَ لاَ . قَالَ « فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تَصُومَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ » . قَالَ لاَ . قَالَ « فَتَسْتَطِيعُ أَنْ تُطْعِمَ سِتِّينَ مِسْكِينًا » . قَالَ لاَ . قَالَ فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ بِعَرَقٍ - وَالْعَرَقُ الْمِكْتَلُ - فِيهِ تَمْرٌ فَقَالَ « اذْهَبْ بِهَذَا فَتَصَدَّقْ بِهِ » . قَالَ عَلَى أَحْوَجَ مِنَّا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَالَّذِى بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا بَيْنَ لاَبَتَيْهَا أَهْلُ بَيْتٍ أَحْوَجُ مِنَّا . قَالَ « اذْهَبْ فَأَطْعِمْهُ أَهْلَكَ »

Abu Hurairah berkata: Seorang laki-laki datang mendapatkan Nabi SAW. Ia berkata, “Celaka aku, wahai Rasulullah!” Nabi SAW bertanya, “Apa yang mencelakakan itu?” “Aku menyetubuhi istriku pada bulan Ramadhan.” Maka tanya Nabi SAW “Adakah padamu sesuatu untuk memerdekakan budak?” “Tidak” ujarnya. Nabi bertanya lagi, “Sanggupkah engkau berpuasa dua bulan terus menerus?” “Tidak”, ujarynya. Nabi bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki makanan untuk diberikan kepada enam puluh orang miskin?” “Tidak” ujarnya. Laki-laki itu pun duduk, kemudian dibawa orang kepada Nabi satu bakul besar berisi kurma. “Nah, sedekahkanlah ini” titah Nabi. “Apakah kepada orang yang lebih miskin dari pada kami?” Tanya laki-laki itu. “Karena di daerah yang terletak diantara tanah yang berbatu-batu hitam itu, tidak ada suatu keluarga yang lebih membutuhkannya dari pada kami” Maka Nabi pun tertawa hingga geraham beliau terlihat lalu berkata, “Pergilah, berikanlah kepada keluargamu.” (HR. Jamaah)

Meninggalkan hal-hal yang membuat puasa sia-sia
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,
Ikhlas serta meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa saja tidak cukup untuk membuat puasa kita berkualitas. Hal lain yang perlu kita lakukan adalah meninggalkan hal-hal yang membuat puasa sia-sia.

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ

Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa baginya kecuali rasa lapar. (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah)

Yaitu dengan menjauhi perkara-perkara yang telah diharamkan oleh Allah SWT. Diantaranya adalah menjaga emosi kita agar tidak marah seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ

Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak keras, jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa. (Muttafaq ’alaih)

Begitupun dengan perkataan dan perbuatan dusta, bisa membuat puasa menjadi sia-sia dan karenanya harus dijauhi.

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu dan pengamalannya, maka Allah tidak mempunyai keperluan untuk meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya) (HR. Bukhari)

Meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat
Sering kita jumpai, ada orang yang berpuasa lalu mengisi siang harinya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Dengan alasan agar lupa rasa lapar dan haus selama puasa mereka seharian di depan televisi, memperbanyak main game, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini hendaknya ditinggalkan agar puasa kita benar-benar berkualitas.

من حسن إسلام المرء تركه مالا يعنيه

Diantara tanda sempurnanya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Mempuasakan seluruh organ tubuh, pikiran, dan hati
Inilah yang diistilahkan puasa khusus oleh Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin dan ditegaskan oleh Ibnu Qudamah dalam Mukhtashar Minhajul Qasidin.

Pertama, mempuasakan mata dengan menahannya dari pandangan kepada sesuatu yang tercela dan dibenci syariat serta melalaikan Allah SWT.

النظرة سهم من سهام إبليس مسمومة فمن تركها من خوف الله أثابه جل و عز إيمانا يجد حلاوته في قلبه

Pandangan itu salah satu anak panah Iblis yang berbisa. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah Azza wa Jalla memberinya keimanan yang manisnya didapati dalam hatinya (HR. Hakim)

Kedua, mempuasakan lidah dengan memeliharanya dari berbicara tanpa arah, dusta, menggunjing, mengumpat, berkata buruk, berkata kasar, permusuhan dan mendzalimi orang lain.

الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ

Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak keras, jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa. (Muttafaq a’alaih)

Ketiga, mempuasakan telinga dari mendengarkan segala sesuatu yang haram dan makruh. Karena segala sesuatu yang haram diucapkan adalah haram pula untuk didengarkan. Bahkan, Allah SWT menyepadankan orang yang mencari pendengaran haram dengan pemakan harta haram.

سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ

Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan makanan haram. (QS. Al-Maidah : 42)

لَوْلَا يَنْهَاهُمُ الرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ عَنْ قَوْلِهِمُ الْإِثْمَ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَصْنَعُونَ

Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Maidah : 63)

Keempat, mempuasakan tangan dari mendzalimi orang lain, mengambil sesuatu yang bukan haknya, serta melakukan perbuatan yang dilarang syariat.

Kelima, mempuasakan kaki dari berjalan ke arah yang diharamkan oleh Allah SWT.

Keenam, mempuasakan hati dari penyakit-penyakit ruhiyah seperti dengki, iri, marah, kecintaan pada dunia, dan sebagainya.

لاَ تَبَاغَضُوا ، وَلاَ تَحَاسَدُوا ، وَلاَ تَدَابَرُوا ، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

Janganlah kamu saling membenci, saling memutushubungan, saling mendengki, dan saling bermusuhan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketujuh
, menjaga pikiran dari membayangkan hal-hal yang disenangi syahwat dan dibenci syariat, serta dari tipu daya dan pikiran destruktif lainnya.

Memperbanyak amal shalih selama Ramadhan
Saudaraku yang dirahmati Allah,
Banyak orang terkecoh dengan memperbanyak tidur saat puasa karena menilai itu sebagai ibadah. Memang ia lebih baik dibandingkan jika melakukan hal-hal yang makruh atau haram. Akan tetapi, tentu lebih baik lagi jika pada saat puasa kita memperbanyak amal shalih, mengisinya dengan aktifitas-aktifitas positif yang bernilai ibadah di sisi Allah SWT seperti memperbanyak tilawah Al-Qur’an, berdzikir kepada Allah, shalat sunnah, tafakur, mengkaji ilmu-ilmu agama, memperbanyak infaq, dan lain sebagainya.

Rasulullah dan para shahabatnya sangat mengerti tentang keutamaan Ramadhan dan bagaimana memperbaiki kualitas puasa mereka. Karenanya dalam kesempatan istimewa ini mereka memperbanyak amal shalih. Ibnu Abbas menuturkan bagaimana peningkatan amal shalih Rasulullah SAW, khususnya tilawah dan infaq sebagai berikut:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Dan kedermawanannya memuncak pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Jibril menemuinya setiap malam untuk tadarus Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah SAW lebih murah hati melakukan kebaikan dari pada angin yang bertiup. (HR. Bukhari)

Ikhwani fillah rahimakumullah,
Demikianlah cara mewujudkan puasa yang berkualitas. Semoga kita termasuk orang-orang yang dimudahkan Allah SWT sehingga bisa berpuasa dengan kualitas seperti itu dan akhirnya mencapai derajat taqwa; mendapatkan ampunan Allah SWT, meraih ridho dan dimasukkan ke dalam surga-Nya.

Wallaahu a’lam bish shawab

Sabtu, 13 Juli 2013

MANFAAT MEMBACA BUKU


   “Buku,”kata pepatah Mesir klasik,”adalah makanan bagi jiwa manusia.” Buku adalah ibarat vitamin yang mampu meningkatkan daya intelektualitas dan emosional kita. Dengan buku kita dapat ‘berdialog’ dengan orang-orang dari berbagai tempat dan waktu yang berbeda. Lewat buku pula kita dapat berkelana dalam berbagai arus pemikiran.

     Bagi seorang muslim, membaca sesungguhnya adalah salah satu cara terbaik untuk memanfaatkan waktu. Ada beberapa alasan dan manfaat membaca buku.

    Pertama, berilmu sebelum beramal. Allah memerintahkan kepada kita agar terlebih dulu menuntut ilmu kemudian beramal dengan ilmu yang kita dapatkan. (Lihat Q.S. Muhammad : 19)

   Kedua, mengetahui dasar-dasar kaidah dakwah. Setiap manusia di muka bumi ini apabila telah beriman terhadap suatu fikrah (ide, aliran, pemikiran) dan menerimanya  maka ia bekerja dan mengerahkan segala kemampuannya  untuk menyebarkan dan berkorban di  jalannya. Aktivitas orang  ini akan lebih kuat dan bersemangat apabila nilai-nilai dasar dan kekuatan yang ia perjuangkan itu sangat kokoh bagaikan gunung yang terpancang di permukaan bumi.

   Ketiga, membentuk kerangka berfikir. Kerangka berfikir yang berdasar ilmu yang benar merupakan suatu keharusan bagi aktivis dakwah supaya ia mampu menyanggah setiap keragu-raguan yang menyesatkan dan menangkis pendapat-pendapat yang menyimpang. Aktivis yang tak memiliki kerangka berfikir yang kuat maka jiwanya mudah terombang-ambing oleh penyimpangan dan kesesatan.

     Keempat, menumbuhkan kemampuan menganalisis dan menyampaikan pendapat dan kritik dengan benar. Dengan terus membaca dan menelaah isi berbagai macam buku dan kitab akan memberikan kepada seseorang suatu kemampuan untuk menganalisis dan mengemukakan  pendapatnya secara benar. Apabila ia mengkritik suatu masalah maka dilakukan dengan mata dan bahasa ilmu pengetahuan.

     Kelima, orang yang sering membaca akan terbuka wawasan dan pengetahuannya. Dengan demikian berbekal wawasan dan pengetahuannya itu akan menguatkan kepribadiannya.”Demi Allah, hidupnya seorang pemuda itu karena ilmu dan ketaqwaannya.”

INI MAU DIJUAL?



Tiga hari sebelum Ramadhan tahun ini (1434 H), saya pergi ke Unit Transfusi Darah (UTD) RSUP Dr. Sardjito untuk donor darah rutin.
 
Saya ajak Hida dan Syafiq. Kebetulan mereka libur sekolah.

Selesai diambil darah saya,Syafiq mendekati Mbak perawat dan bertanya,"Ini mau dibuang?"

"Nggaak." Jawab perawat tadi

"Mau dijual?" Tanya Syafiq lagi.

Mbak perawat yang tidak menyangka akan ditanya seperti itu oleh anak kecil yang sekolah masih di playgroup itu tampak jadi keki.Saya pura-pura tidak mendengar.

Nah,mau dijawab apa ya....? Kalau dibilang mau dijual kok rasanya vulgar sekali,tapi kalau dibilang tidak dijual wong ya kalau ada pasien butuh darah ya dikenai biaya.

Hmm,gimana menjelaskan pada anak sekecil itu.

Kamis, 11 Juli 2013

APA TUJUAN AKHIRMU?


Kita semua pasti mati.Kehidupan di dunia hanya sementara.Ibaratnya seperti seorang musafir yang berhenti sebentar  untuk kemudian melanjutkan perjalanannya .
Bukan kematian  yang harus ditakutkan  tetapi apakah bekal kita sudah cukup untuk  kehidupan  setelah  kematian?

Sudahkah kita berbuat  yang terbaik  untuk menyongsong kematian kita? Karena perjalanan  atau kehidupan setelah mati jauh lebih panjang dari kehidupan kita sekarang di dunia.

Apa yang menghalangi kita mempersiapkan bekal kita itu?
Kita songsong kematian dengan prestasi amal yang terbaik  sehingga tak sedetikpun dari waktu kita yang tersia-siakan.

Selasa, 09 Juli 2013

HHH..JIAAN



Saat anak kedua saya lahir, ia saya beri nama Syafiq Muhammad Fakhri. Harapannya ia jadi anak yang penyayang,baik hati yang jadi kebanggaan kami sebagai orang tuanya. Tapi kadang nama dan ulah anak tidak sinkron.

Hari itu, Syafiq menjahili lagi adiknya yang masih bayi.Ia menindih badan adiknya dengan kepalanya sambil tiduran. Tentu saja menangislah si adik. 

Spontan, umminya menegur,” Syafiq, jangan gitu to! Kasihan adik…” 

Syafiq mengangkat kepalanya. Tapi kemudian ia menindih lagi perut adiknya. Ia masih rebahan di samping adiknya. Bahkan malah kepalanya semakin ditekankan ke badan adiknya.

“Syafiq!!!” teriak umminya lagi dengan keras.

Syafiq pun bangun. Tapi sambil bangun dan mau turun dari kasur tangannya mendorong kepala adiknya ke belakang. Adiknya kembali menangis lebih keras.

“Ya,Allah….Paringono sabaar…” Umminya sambat melihat ulah anaknya.

Hmm, ini anak jahilnya.Dari mana ia belajar sikap seperti itu,njegung dahi adiknya. Eh,tidak saya sangka ia malah menirukan keluhan umminya tadi dengan lancarnya tanpa beban,”Ya Allah,paringono sabaaar…”

Lain waktu, ia bikin ulah yang bikin saya jengkel sekali.Rasanya mau mengumpat tapi saya tahan dalam hati.Tapi tak kuasa sayapun mendengus dan berucap “Ckk…” atau “Hhhh…jian”

Ternyata ia memperhatikan sikap saya dan ia merasakan perubahannya tapi mungkin tidak begitu mengerti kenapa saya mendengus begitu.

Ia hanya tanya,”Cekk itu apa,Bi?” atau “Jian itu apa,Bi? “Astaghfirullah?”, Syafiq balik bertanya dengan lugu tanpa merasa bersalah.

Hhh...Saya diam sejenak.Antara jengkel dan menahan ketawa karena kata istighfar tadi.

Astaghfirullahal 'adhim. Moga ulah ini hanya waktu kecil saja.

Jumat, 28 Juni 2013

BUNTU

Lama sudah aku tak menulis.Buntu.Pikiranku seperti buntu.Terkungkung.
Rasanya seperti dalam sebuah karung.Meski sebenarnya pikiran kita bisa ke mana-mana.Atau sesungguhnya bukan buntu.Hanya  susah untuk mengatakan apa yang ada di dalam pikiran.Karena saking banyaknya hal yang berseliweran dalam pikiran  meski hanya selintas atau sepotong-sepotong saja.
Angan-angan,keinginan,cita-cita,keyakinan atau malah kegalauan campur aduk menjadi satu.Bertambah hari bukan semakin berkurang tetapi semakin menumpuk.Kadang aku khawatir suatu saat akan meledak karena pikiran sudah tak sanggup lagi menahan beban pikiran itu.

SABAR DAN GIGIH


November 1989 : “Aku suka menjadi seorang penjual. Ayahku juga seorang penjual. Aku berharap dia…dia bisa hadir.Dan ibuku yang mengajarkanku  kesabaran dan kegigihan. Dan dia takkan membiarkan  aku merasa malu.Aku berharap dia juga bisa hadir hari ini.Terima kasih.”(Bill Porter,Peraih predikat sebagai penjual terbaik perusahaan Watkins tahun 1989)

Apakah Anda tahu siapa Bill Porter? Seorang penjual yang cacat fisiknya.

KULIAH KERJA NYATA

Kuliah kerja nyata lagi? Sudah selesai kuliah KKN lagi? Hmm...

Maksud saya ini bukan kuliah kerja nyata seperti yang harus dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir  sebagai salah satu mata kuliah wajib dan sebagai salah satu syarat kelulusan  mencapai gelar sarjana. Bukan pula hanya dua bulan waktunya dan diprogram  menurut bidang keahlian masing-masing.Tapi kuliah dalam arti praktek melakukan sesuatu dan belajar terus menerus sepanjang hidup  dari praktek tersebut, memperbaiki diri dan dilaksanakan lagi.Begitu terus menerus. 

Apa yang harus dilakukan?

Apa saja yang berhubungan atau merupakan bagian hidup manusia.Bergaul dengan orang banyak,membina hubungan,melakukan tugas, bekerja,menikah, mendidik anak,membangun masyarakat, berpolitik, melakukan usaha perbaikan-perbaikan,berusaha mencapai tingkatan derajat manusia yang suci,ruhaniah, pengalaman spiritual dan lain-lain. 

Rasanya,hal-hal yang demikian terasa lebih menantang pikiran, menggairahkan hati, menggelitik ego kita untuk bisa membuktikan bahwa kita bisa.Bahwa kita bukanlah seorang pecundang dengan segala kelemahan dan kekurangan kita sebagai manusia.Kita ingin menyambut seruan atau panggilan Tuhan dan membuktikan semua jaminanNya benar dan membawa kemaslahatan bagi manusia itu sendiri.

Mungkin,kadang-kadang kita kalah,gagal, atau terjatuh tetapi kemudian kita bangkit lagi dengan semangat baru yang lebih menyala-nyalaseperti bara api yang hampir mati kemudian ditambah arang baru dan dituangi minyak akan muncul bara api yang lebih besar dan lebih panas.

Belajar atau kuliah di sekolah memang penting tapi kuliah dalam kehidupan nyata lebih penting,lebih menggairahkan dan lebih menantang.Belajar di sekolah hanya bagian kecil saja yang mungkin untuk masa sekarang sudah tak memadai lagi bila dikaitkan dengan perubahan zaman yang sangat cepat.Sedangkan belajar dari kehidupan nyata itu lebih menggairahkan karena pada hakikatnya kehidupan itu sendiri banyak bicara pada kita.Memberi banyak pelajaran penting, riil secara terus menerus. Tugas kita adalah menangkap  dan memahaminya serta mempergunakan pengetahuan itu secara maksimal dengan semangat terus memperbaiki diri secara berkesinambungan. Insya allah kita akan dapat pengalaman  baru yang sarat makna yang akan membuat hidup kita bahagia berkelimpahan.

MUHASABAH

Wahai diri....
Masihkah engkau ragu-ragu dengan jaminan Allah? 
Masihkah engkau tak yakin dengan janji-janjiNya? 
Kenapa khawatir dengan soal rezeki? 

Allahlah yang mempergilirkan, memberi dan menahan rezeki hamba-hamba-Nya. Sungguh Allah Maha kuasa atas segalanya.Hidup hanya sekali. Tidak selayaknya kita habiskan untuk hal-hal yang sia-sia. 

Kenapa tidak engkau pergunakan masa mudamu untuk berbuat yang sebaik-baiknya,sungguh-sungguh, totalitas, serius dan mengerahkan semua anugerah yang telah diberikan oleh Allah : hati,pikiran, tenaga dan waktu luangmu?

Jadikanlah dunia ada di tanganmu dan akhirat ada di hatimu.Jangan terbalik.Jangan sampai menjadi orang yang bila dunianya bertambah merasa senang dan bila dunianya berkurang menjadi sedih.

Ya Allah, Engkaulah yang menggenggam semua yang ada di langit dan di bumi. Ampunilah kebodohan, kesombongan, kelalaian hati kami yang merasa bisa mengatasi semuanya.

BERULANG-ULANG



Apa yang berulang-ulang? Banyak. Sangat banyak.Suasana hati,pikiran, pekerjaan, cara kerja mesin dan lain-lain.

Perasaan atau suasana hati kita misalnya. Kadang senang,riang, berbunga-bunga tetapi sering juga sedih,susah, kecewa, bingung, malas atau biasa-biasa saja, tidak senang sekali tapi juga tidak sedih-sedih amat.Berganti-ganti dan berulang-ulang.Hari ini kita sedih besok senang lusa sedih lagi.Begitu seterusnya dengan jarak waktu yang berbeda-beda. Kadang untuk jangka lama orang merasa sedih dan susah seperti para pengungsi korban bencana alam atau perang.

Rabu, 26 Juni 2013

PEPSODENT

MUSTHOFA

PERASAAN PEREMPUAN



Kali ini,saya mau cerita tentang Hida (Syahidah), putri pertama saya yang di TK nol besar.

Suatu malam, saya menemani Syafiq, anak kedua saya,menonton film kartun di komputer. Sambil lihat film itu, dia ngemil kue kering kesukaannya. 

Sebenarnya saat itu sudah waktunya anak-anak untuk tidur malam.Tapi Syafiq ngeyel ingin lihat film animasi. Kali ini saya turuti permintaannya.

Beberapa saat kemudian, ketika asyik-asyiknya memelototi adegan demi adegan dalam film kartun itu, Hida muncul dari balik pintu kamar dan meminta saya mematikan komputernya.

“Abi,kata ummi komputernya suruh dimatikan.Sudah malam…”

“Ya, nanti abi matikan…Tuh sebentar lagi filmnya selesai kok. Nanti kalau udah selesai abi matikan” jawab saya.

“Tapi kata ummi suruh matikan sekarang!”

“Ya,sebentar lagi…” Saya menoleh ke arah wajahnya.

“Kata ummi suruh matikan sekarang,Bi!” ia mengulangi lagi. Sekarang dengan nada agak keras. Tapi saya tidak terlalu memperhatikan ucapannya. Mata saya beralih kembali ke layar komputer.

Saya tepati janji saya.Kira-kira 15 menit kemudian filmnya selesai dan saya matikan komputer.

“Nih, dah abi matikan.” Kata saya. 

Kelihatannya dia jadi sebel dengan saya. Mungkin karena tadi dia merasa ucapannya tidak langsung dituruti. Jadi dia bolak-balik dari kamar umminya ke ruang tempat saya dan Syafiq menonton film. Dia mendekati tempat saya duduk selonjor dan memukul perut saya dengan jengkel. Bagi saya, pukulan anak perempuan seusia dia ya saya anggap guyonan. Makanya saya hanya tertawa saja saat dia memukul soalnya geli.

Nah, saat dia memukul perut saya itu tanpa sengaja dia menindih kue kering Syafiq hingga kuenya jadi patah-patah. Syafiq tidak terima dan langsung mendorong keras perut Hida dengan kakinya. Hida yang tidak menyangka akan didorong seperti itu langsung jatuh. Ia pegang perutnya menangis kesakitan. Tapi kemudian dia membalas dengan memukul kepala adiknya itu. Sekarang adiknya jadi ikut menangis.

Saya diam saja, tidak berusaha melerai. Sengaja begitu, karena saya mau lihat bagaimana reaksi keduanya selanjutnya. Apa terus berkelahi, pukul-pukulan atau berhenti dan berdamai. Kalau terus berkelahi, saling memukul baru nanti akan saya lerai.

Ternyata benar. Keduanya lalu saling memukul 3 atau 4 kali.Saya lerai dan saya minta Hida untuk minta maaf duluan. Saya menganggap Hida sudah bisa diajak bicara untuk mengalah pada adiknya yang masih di play group itu.Tapi ternyata dia tidak mau.

Saya tanya,”Kenapa nggak mau minta maaf duluan?’

“Dia kan yang nendang perutku duluan,Bi.”

“Syafiq nendang kamu soalnya kamu dah mematahkan rotinya.Jadinya dia marah”

“Iya,tapi dia dah nendang perutku.Kan sakit,Bi?”

“Ya sudah sekarang saling minta maaf.Ayo,Syafiq minta maaf sama mbak Hida.Mbak Hida juga minta maaf sama dik Syafiq” Saya mengulangi ajakan untuk saling meminta maaf.

“Nggak mauu…” Syafiq menolak untuk minta maaf dulu.

“Mbak Hida,ayo minta maaf…” Saya beralih ke Hida.

“Nggaak mauu!” teriaknya masih sambil menangis sesenggukan. Ini anak pada ngeyel semua.

Saya menarik nafas dan menghembuskan cepat. Saya hanya diam beberapa saat. Saya ulangi lagi ajakan saya.Jawaban mereka sama.Sampai kemudian, Hida ngomong tanpa henti.

“Abi kenapa selalu membela Syafiq. Kenapa aku yang harus ngalah terus.Dia kan yang nendang aku duluan. Kenapa aku yang harus minta maaf.Abi kenapa diam-diam saja. Abi tahu nggak sih perasaan perempuan…? Ia meratap. Air matanya mengalir deras. 

Saya agak terpana dengan ucapannya yang panjang itu.Tapi, ia tanya perasaan perempuan? 

Sekuat tenaga saya menahan agar tidak tertawa.Ini anak masih TK sudah bertanya tentang perasaan perempuan.

Masih dengan menahan agar tidak tertawa, saya bertanya,”Memangnya perasaan perempuan itu gimana?”

“Aku kan lebih tua dari pada Syafiq.Harusnya dia yang minta maaf sama aku.Bukan aku yang minta maaf sama dia.”

Hemm…ooo itu to yang dia maksud perasaan perempuan.Kirain apa gitu…? 

Di kamar tidur, ternyata istri saya juga mendengar kata-kata perasaan perempuan tadi.
Saya masuk ke kamar dan nggak perlu mengulangi cerita tadi, kami tak bisa menahan tawa lagi.

*

TAMAN PINTAR



Sore tadi, saya ajak anak-anak ke rumah sakit. Sudah 2 hari ini umminya opname karena penyakit lamanya kambuh.Setelah menunggu beberapa saat, Syafiq mengajak saya keluar dari kamar inap.
 

“Ayo Bi ke taman pintar…” pintanya.

“Ke Taman Pintar? Waah itu jauuh le…” jawab saya.
 

Saya sudah membayangkan repotnya perjalanan dari Babarsari ke Taman Pintar yang letaknya di ujung seberang timur jalan Malioboro itu. Sore-sore begini jalanan pasti ramai bahkan mungkin macet. Dan akan banyak melewati lampu bangjo. Tapi dia tetap ngeyel.
 

“Ayo to Bi ke taman pintar…”

“Nggak mau ah. Jauh.”

“Nggak jauuh.Ayo to,Bi…!”

Kali ini sambil menarik-narik ujung baju dan tangan saya. Ia menarik keras tangan saya dan menjauh dari bangsal menuju ke arah tempat parkir motor. 

Ketika sampai di bawah tangga yang menuju lantai 2 ia berhenti. Masih memegang erat tangan saya,ia menaiki tangga. 

Sampai di lantai 2 itu, ia lepaskan tangan saya dan berlari menuju sebuah tempat kecil di ujung deretan bangku panjang tempat para pasien menunggu periksa.
 

Owalaah thole…thole, ternyata yang dimaksud taman pintar itu tempat bermain untuk anak-anak yang disediakan rumah sakit itu.

Tempatnya kecil. Dindingnya ditempel gambar taman. Di bagian depan ada pagar dari kayu dicat warna-warni.Dan ada satu prosotan warna merah.Itu yang dia inginkan...naik turun main prosotan. 

Hmmm….anak-anak punya definisi dan imajinasi sendiri tentang Taman Pintar. — @ RSKIA Sadewa Babarsari.

JUJUR LHO…!



Setiap kali berbicara dengan Syafiq, anak kedua saya yang usianya 3,5 tahun ada saja hal-hal yang bikin saya tertawa. Lumrahnya anak kecil, ulahnya kadang menjengkelkan tapi lebih sering membuat saya tidak bisa menahan tawa. 

Sebenarnya lebih tepat kalau dibilang mentertawakan diri sendiri karena ketahuan salah saya. Walaupun mungkin dia belum faham benar.

Pagi tadi, saat sarapan pagi saya menyuapinya dengan nasi dan lauk sepotong ayam goreng kesukaannya. Saya sendiri belum makan. Pikir saya nanti sajalah kalau anak-anak sudah berangkat sekolah. 

Sambil makan,dia asyik nonton film kartun gajah coklat membelakangi saya. Beberapa suap sudah masuk mulutnya. Sekali suap butuh beberapa menit utk mengunyahnya.

Tiba-tiba muncul keinginan saya untuk mencicipi ayam goreng itu.Hmm….sepertinya kok enak ya. Saat matanya tertuju ke layar monitor,iseng saya makan satu suap.Eh,dia menoleh…

“Abi makan ayam gorengku,ya?” Saya masih mengunyah.

“Coba buka mulut Abi…” pintanya. 

Saya buka mulut saya lebar-lebar tapi lidah saya naikkan ke atas untuk menutupi satu suapan tadi.

“Jujur lho…!” celetuknya sambil jarinya menunjuk muka saya.

Sepertinya dia meniru ustadzah-ustadzahnya di play group.

Ha..ha..ha… Saya hanya bisa tertawa. Saya nggak bisa bohong lagi nih...

TATAP MATA SAYA...LEBIH DALAM!

SAHABAT MANTU

Salah satu rezeki yang patut disyukuri setiap hari adalah dipertemukannya kita dengan orang-orang baik dan sholeh. Bersahabat dengan teman-t...