Jumat, 28 Juni 2013

BUNTU

Lama sudah aku tak menulis.Buntu.Pikiranku seperti buntu.Terkungkung.
Rasanya seperti dalam sebuah karung.Meski sebenarnya pikiran kita bisa ke mana-mana.Atau sesungguhnya bukan buntu.Hanya  susah untuk mengatakan apa yang ada di dalam pikiran.Karena saking banyaknya hal yang berseliweran dalam pikiran  meski hanya selintas atau sepotong-sepotong saja.
Angan-angan,keinginan,cita-cita,keyakinan atau malah kegalauan campur aduk menjadi satu.Bertambah hari bukan semakin berkurang tetapi semakin menumpuk.Kadang aku khawatir suatu saat akan meledak karena pikiran sudah tak sanggup lagi menahan beban pikiran itu.

SABAR DAN GIGIH


November 1989 : “Aku suka menjadi seorang penjual. Ayahku juga seorang penjual. Aku berharap dia…dia bisa hadir.Dan ibuku yang mengajarkanku  kesabaran dan kegigihan. Dan dia takkan membiarkan  aku merasa malu.Aku berharap dia juga bisa hadir hari ini.Terima kasih.”(Bill Porter,Peraih predikat sebagai penjual terbaik perusahaan Watkins tahun 1989)

Apakah Anda tahu siapa Bill Porter? Seorang penjual yang cacat fisiknya.

KULIAH KERJA NYATA

Kuliah kerja nyata lagi? Sudah selesai kuliah KKN lagi? Hmm...

Maksud saya ini bukan kuliah kerja nyata seperti yang harus dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir  sebagai salah satu mata kuliah wajib dan sebagai salah satu syarat kelulusan  mencapai gelar sarjana. Bukan pula hanya dua bulan waktunya dan diprogram  menurut bidang keahlian masing-masing.Tapi kuliah dalam arti praktek melakukan sesuatu dan belajar terus menerus sepanjang hidup  dari praktek tersebut, memperbaiki diri dan dilaksanakan lagi.Begitu terus menerus. 

Apa yang harus dilakukan?

Apa saja yang berhubungan atau merupakan bagian hidup manusia.Bergaul dengan orang banyak,membina hubungan,melakukan tugas, bekerja,menikah, mendidik anak,membangun masyarakat, berpolitik, melakukan usaha perbaikan-perbaikan,berusaha mencapai tingkatan derajat manusia yang suci,ruhaniah, pengalaman spiritual dan lain-lain. 

Rasanya,hal-hal yang demikian terasa lebih menantang pikiran, menggairahkan hati, menggelitik ego kita untuk bisa membuktikan bahwa kita bisa.Bahwa kita bukanlah seorang pecundang dengan segala kelemahan dan kekurangan kita sebagai manusia.Kita ingin menyambut seruan atau panggilan Tuhan dan membuktikan semua jaminanNya benar dan membawa kemaslahatan bagi manusia itu sendiri.

Mungkin,kadang-kadang kita kalah,gagal, atau terjatuh tetapi kemudian kita bangkit lagi dengan semangat baru yang lebih menyala-nyalaseperti bara api yang hampir mati kemudian ditambah arang baru dan dituangi minyak akan muncul bara api yang lebih besar dan lebih panas.

Belajar atau kuliah di sekolah memang penting tapi kuliah dalam kehidupan nyata lebih penting,lebih menggairahkan dan lebih menantang.Belajar di sekolah hanya bagian kecil saja yang mungkin untuk masa sekarang sudah tak memadai lagi bila dikaitkan dengan perubahan zaman yang sangat cepat.Sedangkan belajar dari kehidupan nyata itu lebih menggairahkan karena pada hakikatnya kehidupan itu sendiri banyak bicara pada kita.Memberi banyak pelajaran penting, riil secara terus menerus. Tugas kita adalah menangkap  dan memahaminya serta mempergunakan pengetahuan itu secara maksimal dengan semangat terus memperbaiki diri secara berkesinambungan. Insya allah kita akan dapat pengalaman  baru yang sarat makna yang akan membuat hidup kita bahagia berkelimpahan.

MUHASABAH

Wahai diri....
Masihkah engkau ragu-ragu dengan jaminan Allah? 
Masihkah engkau tak yakin dengan janji-janjiNya? 
Kenapa khawatir dengan soal rezeki? 

Allahlah yang mempergilirkan, memberi dan menahan rezeki hamba-hamba-Nya. Sungguh Allah Maha kuasa atas segalanya.Hidup hanya sekali. Tidak selayaknya kita habiskan untuk hal-hal yang sia-sia. 

Kenapa tidak engkau pergunakan masa mudamu untuk berbuat yang sebaik-baiknya,sungguh-sungguh, totalitas, serius dan mengerahkan semua anugerah yang telah diberikan oleh Allah : hati,pikiran, tenaga dan waktu luangmu?

Jadikanlah dunia ada di tanganmu dan akhirat ada di hatimu.Jangan terbalik.Jangan sampai menjadi orang yang bila dunianya bertambah merasa senang dan bila dunianya berkurang menjadi sedih.

Ya Allah, Engkaulah yang menggenggam semua yang ada di langit dan di bumi. Ampunilah kebodohan, kesombongan, kelalaian hati kami yang merasa bisa mengatasi semuanya.

BERULANG-ULANG



Apa yang berulang-ulang? Banyak. Sangat banyak.Suasana hati,pikiran, pekerjaan, cara kerja mesin dan lain-lain.

Perasaan atau suasana hati kita misalnya. Kadang senang,riang, berbunga-bunga tetapi sering juga sedih,susah, kecewa, bingung, malas atau biasa-biasa saja, tidak senang sekali tapi juga tidak sedih-sedih amat.Berganti-ganti dan berulang-ulang.Hari ini kita sedih besok senang lusa sedih lagi.Begitu seterusnya dengan jarak waktu yang berbeda-beda. Kadang untuk jangka lama orang merasa sedih dan susah seperti para pengungsi korban bencana alam atau perang.

Rabu, 26 Juni 2013

PEPSODENT

MUSTHOFA

PERASAAN PEREMPUAN



Kali ini,saya mau cerita tentang Hida (Syahidah), putri pertama saya yang di TK nol besar.

Suatu malam, saya menemani Syafiq, anak kedua saya,menonton film kartun di komputer. Sambil lihat film itu, dia ngemil kue kering kesukaannya. 

Sebenarnya saat itu sudah waktunya anak-anak untuk tidur malam.Tapi Syafiq ngeyel ingin lihat film animasi. Kali ini saya turuti permintaannya.

Beberapa saat kemudian, ketika asyik-asyiknya memelototi adegan demi adegan dalam film kartun itu, Hida muncul dari balik pintu kamar dan meminta saya mematikan komputernya.

“Abi,kata ummi komputernya suruh dimatikan.Sudah malam…”

“Ya, nanti abi matikan…Tuh sebentar lagi filmnya selesai kok. Nanti kalau udah selesai abi matikan” jawab saya.

“Tapi kata ummi suruh matikan sekarang!”

“Ya,sebentar lagi…” Saya menoleh ke arah wajahnya.

“Kata ummi suruh matikan sekarang,Bi!” ia mengulangi lagi. Sekarang dengan nada agak keras. Tapi saya tidak terlalu memperhatikan ucapannya. Mata saya beralih kembali ke layar komputer.

Saya tepati janji saya.Kira-kira 15 menit kemudian filmnya selesai dan saya matikan komputer.

“Nih, dah abi matikan.” Kata saya. 

Kelihatannya dia jadi sebel dengan saya. Mungkin karena tadi dia merasa ucapannya tidak langsung dituruti. Jadi dia bolak-balik dari kamar umminya ke ruang tempat saya dan Syafiq menonton film. Dia mendekati tempat saya duduk selonjor dan memukul perut saya dengan jengkel. Bagi saya, pukulan anak perempuan seusia dia ya saya anggap guyonan. Makanya saya hanya tertawa saja saat dia memukul soalnya geli.

Nah, saat dia memukul perut saya itu tanpa sengaja dia menindih kue kering Syafiq hingga kuenya jadi patah-patah. Syafiq tidak terima dan langsung mendorong keras perut Hida dengan kakinya. Hida yang tidak menyangka akan didorong seperti itu langsung jatuh. Ia pegang perutnya menangis kesakitan. Tapi kemudian dia membalas dengan memukul kepala adiknya itu. Sekarang adiknya jadi ikut menangis.

Saya diam saja, tidak berusaha melerai. Sengaja begitu, karena saya mau lihat bagaimana reaksi keduanya selanjutnya. Apa terus berkelahi, pukul-pukulan atau berhenti dan berdamai. Kalau terus berkelahi, saling memukul baru nanti akan saya lerai.

Ternyata benar. Keduanya lalu saling memukul 3 atau 4 kali.Saya lerai dan saya minta Hida untuk minta maaf duluan. Saya menganggap Hida sudah bisa diajak bicara untuk mengalah pada adiknya yang masih di play group itu.Tapi ternyata dia tidak mau.

Saya tanya,”Kenapa nggak mau minta maaf duluan?’

“Dia kan yang nendang perutku duluan,Bi.”

“Syafiq nendang kamu soalnya kamu dah mematahkan rotinya.Jadinya dia marah”

“Iya,tapi dia dah nendang perutku.Kan sakit,Bi?”

“Ya sudah sekarang saling minta maaf.Ayo,Syafiq minta maaf sama mbak Hida.Mbak Hida juga minta maaf sama dik Syafiq” Saya mengulangi ajakan untuk saling meminta maaf.

“Nggak mauu…” Syafiq menolak untuk minta maaf dulu.

“Mbak Hida,ayo minta maaf…” Saya beralih ke Hida.

“Nggaak mauu!” teriaknya masih sambil menangis sesenggukan. Ini anak pada ngeyel semua.

Saya menarik nafas dan menghembuskan cepat. Saya hanya diam beberapa saat. Saya ulangi lagi ajakan saya.Jawaban mereka sama.Sampai kemudian, Hida ngomong tanpa henti.

“Abi kenapa selalu membela Syafiq. Kenapa aku yang harus ngalah terus.Dia kan yang nendang aku duluan. Kenapa aku yang harus minta maaf.Abi kenapa diam-diam saja. Abi tahu nggak sih perasaan perempuan…? Ia meratap. Air matanya mengalir deras. 

Saya agak terpana dengan ucapannya yang panjang itu.Tapi, ia tanya perasaan perempuan? 

Sekuat tenaga saya menahan agar tidak tertawa.Ini anak masih TK sudah bertanya tentang perasaan perempuan.

Masih dengan menahan agar tidak tertawa, saya bertanya,”Memangnya perasaan perempuan itu gimana?”

“Aku kan lebih tua dari pada Syafiq.Harusnya dia yang minta maaf sama aku.Bukan aku yang minta maaf sama dia.”

Hemm…ooo itu to yang dia maksud perasaan perempuan.Kirain apa gitu…? 

Di kamar tidur, ternyata istri saya juga mendengar kata-kata perasaan perempuan tadi.
Saya masuk ke kamar dan nggak perlu mengulangi cerita tadi, kami tak bisa menahan tawa lagi.

*

TAMAN PINTAR



Sore tadi, saya ajak anak-anak ke rumah sakit. Sudah 2 hari ini umminya opname karena penyakit lamanya kambuh.Setelah menunggu beberapa saat, Syafiq mengajak saya keluar dari kamar inap.
 

“Ayo Bi ke taman pintar…” pintanya.

“Ke Taman Pintar? Waah itu jauuh le…” jawab saya.
 

Saya sudah membayangkan repotnya perjalanan dari Babarsari ke Taman Pintar yang letaknya di ujung seberang timur jalan Malioboro itu. Sore-sore begini jalanan pasti ramai bahkan mungkin macet. Dan akan banyak melewati lampu bangjo. Tapi dia tetap ngeyel.
 

“Ayo to Bi ke taman pintar…”

“Nggak mau ah. Jauh.”

“Nggak jauuh.Ayo to,Bi…!”

Kali ini sambil menarik-narik ujung baju dan tangan saya. Ia menarik keras tangan saya dan menjauh dari bangsal menuju ke arah tempat parkir motor. 

Ketika sampai di bawah tangga yang menuju lantai 2 ia berhenti. Masih memegang erat tangan saya,ia menaiki tangga. 

Sampai di lantai 2 itu, ia lepaskan tangan saya dan berlari menuju sebuah tempat kecil di ujung deretan bangku panjang tempat para pasien menunggu periksa.
 

Owalaah thole…thole, ternyata yang dimaksud taman pintar itu tempat bermain untuk anak-anak yang disediakan rumah sakit itu.

Tempatnya kecil. Dindingnya ditempel gambar taman. Di bagian depan ada pagar dari kayu dicat warna-warni.Dan ada satu prosotan warna merah.Itu yang dia inginkan...naik turun main prosotan. 

Hmmm….anak-anak punya definisi dan imajinasi sendiri tentang Taman Pintar. — @ RSKIA Sadewa Babarsari.

JUJUR LHO…!



Setiap kali berbicara dengan Syafiq, anak kedua saya yang usianya 3,5 tahun ada saja hal-hal yang bikin saya tertawa. Lumrahnya anak kecil, ulahnya kadang menjengkelkan tapi lebih sering membuat saya tidak bisa menahan tawa. 

Sebenarnya lebih tepat kalau dibilang mentertawakan diri sendiri karena ketahuan salah saya. Walaupun mungkin dia belum faham benar.

Pagi tadi, saat sarapan pagi saya menyuapinya dengan nasi dan lauk sepotong ayam goreng kesukaannya. Saya sendiri belum makan. Pikir saya nanti sajalah kalau anak-anak sudah berangkat sekolah. 

Sambil makan,dia asyik nonton film kartun gajah coklat membelakangi saya. Beberapa suap sudah masuk mulutnya. Sekali suap butuh beberapa menit utk mengunyahnya.

Tiba-tiba muncul keinginan saya untuk mencicipi ayam goreng itu.Hmm….sepertinya kok enak ya. Saat matanya tertuju ke layar monitor,iseng saya makan satu suap.Eh,dia menoleh…

“Abi makan ayam gorengku,ya?” Saya masih mengunyah.

“Coba buka mulut Abi…” pintanya. 

Saya buka mulut saya lebar-lebar tapi lidah saya naikkan ke atas untuk menutupi satu suapan tadi.

“Jujur lho…!” celetuknya sambil jarinya menunjuk muka saya.

Sepertinya dia meniru ustadzah-ustadzahnya di play group.

Ha..ha..ha… Saya hanya bisa tertawa. Saya nggak bisa bohong lagi nih...

TATAP MATA SAYA...LEBIH DALAM!

SAHABAT MANTU

Salah satu rezeki yang patut disyukuri setiap hari adalah dipertemukannya kita dengan orang-orang baik dan sholeh. Bersahabat dengan teman-t...