Alhamdulillah,
mudik pada hari kelima kali ini lancar bisa ditempuh dalam waktu 1 jam dengan
si krem Honda Mobilio via jalan biasa. Bukan jalan tol karena tol-nya belum
dibangun. Itu mobil pinjam punya ponakan. Tidak perlu ngebut karena sambil
menikmati pemandangan kanan kiri. Tidak mampir-mampir karena meski beda
propinsi tapi jaraknya dekat, hanya sekitar 30 km-an. Sekali berhenti di SPBU
Salam untuk isi bahan bakar dan beli oleh-oleh untuk saudara dan ponakan di
kampung. Mobil jalan lagi.
Lihat
sepintas di kanan kiri jalan masih banyak toko yang tutup.
Dan
tak lama kemudian...
Sampailah
di kampung halaman, di bawah kaki gunung Merapi. Dusun Brajan, Banyubiru,
Dukun, Magelang, Jawa Tengah. Sepanjang jalan kampung, berserakan
serpihan-serpihan kertas.
Pertama
masuk rumah salam-salaman tapi gak bersentuhan dan tetap paké masker. Ngobrol
ngalor ngidul. Tentang suasana Ramadhan kemarin, corona, kabar sekolah
anak-anak. Sesekali terdengar suara mercon di ujung kampung. Keras. Meski kita
sudah bisa menduga dari melihat banyaknya serpihan kertas pada saat masuk
kampung tadi tapi kaget juga akhirnya.
Hidangan
kue khas lebaran di kampung sudah menunggu untuk di santap. Teh manis juga dah
siap di teko. Tinggal tuang.
Menu
makan siang, ayam opor.
Sorenya,
mie ayam spesial.
Pagi
hari berikutnya, keliling ke rumah saudara dari ayah dan ibu di kampung
sebelah. Sekitar 3 km-an dari rumah Brajan. Saudara di sini menyajikan menu
makan ikan nila bakar atau pecel lele.
Dua
atau tiga hari berturut-turut, agenda kita adalah silaturrahim berkeliling dari
satu rumah saudara ke rumah saudara yang lain. Sebenarnya rumah yang harus
dimasuki buanyak. Tapi mengingat waktu, kita pilih beberapa saja yang kita
anggap sudah mewakili saudara yang lain.
Tradisi
di sini, setiap masuk rumah pasti disuruh makan. Tidak boleh pamit pulang kalau belum makan. Bayangkan kalau masuk 10
rumah saja, dah makan 10 piring. Kekenyangan, pasti.
***
Itulah
rencana kami pada Lebaran kali ini yang tidak bisa kami realisasikan. Mengikuti
anjuran pemerintah untuk tetap tinggal 'di rumah saja', demi kebaikan bersama
dan wujud cinta kami pada keluarga dan handai taulan. Tidak tertular atau
menularkan virus corona (Covid 19).
So,
akhirnya silaturrahimnya secara virtual saja. Lewat Google Meet. Pagi ini.