Jumat, 01 November 2024

Langit Terbuka Menuju Tanah Suci

Pagi buta di bandara, dingin menusuk kulit dan cahaya neon mengiringi langkahku menuju konter maskapai Saudi Arabia Airlines. Ini perjalanan umroh pertamaku, dan segala emosi campur aduk dalam hati. Rasa syukur, harap, dan sedikit gemetar merindukan diriku sendiri. Aku bersama rombongan kecil, namun detik-detik menjelang kedatangannya membuatku merasa seperti sendirian di tengah lautan orang-orang. Sembari menunggu panggilan boarding, saya mencoba menghafal bacaan doa dan memikirkan tujuan perjalanan ini.


Tak lama kemudian, akhirnya kami dipanggil untuk naik ke pesawat. Melangkahkan kaki ke dalam kabin, aku langsung disambut oleh aroma kayu gaharu yang menenangkan. Kru maskapai menyapa hangat, dan saya dipersilakan mengambil tempat duduk di dekat jendela. Rasanya hampir seperti mimpi—dalam hitungan jam, aku akan tiba di tanah suci.


Saat pesawat melaju di landasan pacu, aku memegang erat sandaran kursi. Detik-detik sebelum lepas landas adalah saat yang menakjubkan. Lalu, tanpa terasa, roda pesawat terangkat dan bumi di bawahku perlahan menjauh, digantikan oleh hamparan awan putih yang mengelilingi pesawat. Ini adalah sembilan jam perjalanan, namun waktu seolah tak terasa. Setiap detik penuh harapan dan doa yang berbisik di hati.


Di dalam kabin, terdengar bacaan doa yang diputar melalui pengerasan suara. Suara lembut itu membawa ketenangan tersendiri, seolah-olah mengingatkan bahwa aku sedang menuju panggilan yang agung. Aku menyaksikan awan yang bergumpal, terkadang terpisah, dan terangkai bagai jalan menuju langit.


Waktu berlalu dengan cepat, dan aku mulai merasakan kelelahan karena duduk terlalu lama. Makanan ringan dan sajian ala Timur Tengah yang diberikan kru pesawat menjadi penghibur saat itu. Namun, apa yang paling kuingat adalah ketika pesawat mendekati tanah Arab Saudi, saat langit terlihat berbeda—biru, tenang, dan seolah menyambutku dengan hangat.



Tiba-tiba jantung berdebar lebih cepat. Aku sadar, sebentar lagi aku akan menjejakkan kaki di tanah suci, tanah yang penuh doa dan harapan. Tak lama kemudian, suara kapten mengumumkan pengumuman. Aku menarik nafas panjang dan berbisik dalam hati, berharap semua langkahku diridai dan dipermudah.


Saat turun dari pesawat, saya disambut angin panas dari tanah padang pasir yang selama ini hanya kulihat di layar televisi atau cerita orang. Tapi kali ini nyata. Tanah suci terbentang di depan mata. Dan aku siap melangkah.

Langit Terbuka Menuju Tanah Suci

Pagi buta di bandara, dingin menusuk kulit dan cahaya neon mengiringi langkahku menuju konter maskapai Saudi Arabia Airlines. Ini perjalanan...