Kamis, 19 Oktober 2023

SAHABAT MANTU


Salah satu rezeki yang patut disyukuri setiap hari adalah dipertemukannya kita dengan orang-orang baik dan sholeh. Bersahabat dengan teman-teman yang saling mendukung, tempat kita saling berbagi kebahagiaan dan kesedihan.


Itu yang saya syukuri hari ini saat mendengar kabar Kang Abu Mansur. Tidak disangka teman saya seasrama di Aliyah sekian tahun lalu, tetiba membagikan undangan dan mengabarkan kalau dia mau mantu. Dia mau menikahkan putri sulungnya. Masya Allah. Alhamdulillah.


Momen ini jadi istimewa karena di angkatan kami, dia yang pertama mau mantu. Putri sulungnya juga sudah sarjana. Sementara yang lain, anak-anak sulung kami baru mau masuk kuliah bahkan ada yang masih SD. 


Sayangnya saya hanya bisa menyaksikan momen kebahagiaan itu dari jauh. Saya di Jogja sementara acara mantunya di Pemalang 


Kalau ingat dia dulu, jujur saja saya agak sedih. Bukannya kenapa-napa, kehidupan saya, dia dan beberapa teman sama-sama susah/prihatin, terutama dalam soal keuangan sehingga tidak bisa saling membantu kecuali hanya saling mendoakan sambil terus berharap semoga ke depannya keadaan lebih baik lagi. 


Dulu, ketika diterima di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, banyak hal yang jadi beban pikiran. Di antaranya adalah mau tinggal/kost di mana selama kuliah. Karena kondisi keuangan tadi, saya dan beberapa teman mencari info kost atau kontrakan murah. Kalau bisa sih gratis...hé..hé..hé.


Alhamdulillah seperti pepatah Jawa, "Tumbu olèh tutup" saat itu salah satu guru kami di Madrasah Aliyah mengajak untuk menempati sebuah rumah tua di daerah Maguwoharjo secara gratis. Tawaran itu pun langsung kami terima. Hanya ada kewajiban moral untuk menghidupkan rumah tua tapi besar itu dengan kegiatan-kegiatan keagamaan bagi warga sekitar (pengajian, TPQ, sholat berjamaah dll). Begitu pesan dari pemilik rumah itu. Alhamdulillah, sejak dari Madrasah Aliyah, saya, Abu dan teman-teman sudah dilatih mengelola kegiatan-kegiatan seperti itu. 


Bagi saya, Abu adalah sahabat yang saya anggap bisa jadi contoh untuk terus semangat bekerja/berusaha. Pantang menyerah. 


Dia adalah sosok pekerja keras. Di balik tubuhnya yang kurus, tersimpan mental yang kuat. 


Di tengah-tengah kesibukan kuliah, Abu berani mencoba berbagai macam usaha/pekerjaan dan harus jatuh bangun. 


"Haji marning," sebut guru saya tadi suatu hari melihat usaha makanan cemilan marning Abu. Beliau mendoakan semoga dari usaha marning ini bisa mengantarkannya berangkat haji. 


Ya, saya adalah saksi betapa gigihnya dia mencoba berbagai macam usaha/kerja dan harus jatuh bangun. Usaha marning itu contohnya. Belanja bahan, menggoreng, membungkus, sampai memasarkan, dia lakukan sendiri. Naik sepeda onthel. Meski akhirnya usaha marning tutup. Mungkin anak cucunya nanti yang akan mewujudkan kata-kata (doa) guru kami tadi. 


Semoga acara mantu tadi membawa keberkahan.


Aaamiin...


Ahad, 17 September 2023.


Senin, 07 November 2022

KOPI TUJUH ELEMEN


Hari ini saya mau bercerita tentang pengalaman saya saat sakit perut.

Ceritanya begini.

Dulu, perut saya itu sering kembung. Kalau pas kambuh, hemm...perut  rasanya penuh dengan angin. Bila dipukul-pukul dengan telapak tangan akan berbunyi seperti kendang kecil, "Bung...bung...bung". Ulu hati juga terasa perih. Sampai-sampai semalaman saya tidak bisa tidur karena menahan rasa perih itu.


Berbagai macam cara saya lakukan agar angin di perut itu keluar. Mengolesi perut dengan balsem yang paling panas, kerokan dan perut saya diusap dengan botol berisi air panas. Meski usaha itu seperti sia-sia. Perut tetap kembung dan terasa perih.


Seperti iklan obat saja, bila sakit berlanjut hubungi dokter, akhirnya saya periksakan ke dokter yang buka praktik dekat rumah. Dokter itu bilang kalau saya kena asam lambung atau maag. Saya disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang kecut-kecut, makanan pedas dan berhenti minum kopi. Dalam hati saya bergumam, waduh kopi itu salah satu minuman favorit saya.


"Waduh, Dok...saya itu suka minum kopi je. Hampir setiap hari, pagi atau malam ya minum kopi", Saya coba nego.


"Ya, kalau mau sembuh, berhenti dulu minum kopinya", Jawabnya.


Saya pun pulang dan diberi obat untuk menghilangkan rasa nyeri/perih itu. Untuk sementara rasa perih itu hilang setelah minum obat dari dokter.


Sambil beristirahat, saya searching di internet tentang sakit asam lambung dan maag. Apa saja penyebabnya, gejalanya dan tentu saja apa obatnya. Saya baca-baca juga sebuah buku panduan produk herbal dan aplikasi Resep Herba

 

Di buku itu disebutkan kalau ada kopi yang justru bisa untuk mengobati sakit asam lambung. Namanya Kopi 7 Elemen. Wah, pas ini, pikir saya. Awalnya, saya rada ragu tapi saya pikir tidak ada salahnya mencoba. Saya putuskan untuk meminum kopi ini sekali sehari pas pagi hari.


Alhamdulillah ternyata benar, setelah beberapa hari minum kopi 7 elemen ini, perut terasa lebih enakan. Tidak kembung lagi. Ulu hati tidak terasa perih lagi. Rasanya, asam lambung saya belum pernah kambuh lagi sampai sekarang.


Sejak saat itu, kalau minum kopi ya kopi 7 elemen ini. Saya tidak minum kopi lain. Sesekali minum kopi hitam. Sesekali saja, takut asam lambung kambuh lagi.


Anehnya, semenjak sering minum kopi 7 elemen ini saya sering, maaf, kentut. Sehari bisa kentut lebih dari lima kali. Ternyata ada temen yang bercerita punya pengalaman yang sama, jadi sering kentut setelah mengkonsumsi kopi ini.


Sebenarnya, ada rasa kurang nyaman di hati. Apalagi kalau pas duduk-duduk di antara orang banyak. Tetapi kemudian saya lihat video di salah satu channel YouTube yang menjelaskan bahwa salah satu tanda orang sehat itu justru kalau kentut dalam sehari lebih dari lima kali. Kalau kurang dari lima, malah ada yang bermasalah dengan tubuh kita. Biasanya masuk angin atau kembung itu. Alhamdulillah, bisa kentut itu sesungguhnya nikmat ternyata.





https://hni.id/00766886

KAKAKKU TERCINTA

Oleh Syamil Muhammad Ilmi Huda


Pada suatu hari kakakku masuk pesantren.
Pada hari itu aku hampir menangis
Untungnya aku bisa menahannya
Kakak pertamaku juga sama denganku
Hampir menangis
Abi umiku memeluknya
Kakak pertamaku dan aku juga memeluknya


_______

Syamil Muhammad Ilmi Huda. 9 tahun. Kelas 3 SD Al Islam Tambakbayan.
Cerita Syamil ini dimuat di Kedaulatan Rakyat, 19 Agustus 2022. 
Terimakasih saya ucapkan kepada Bu Ria yang sudah membimbing Syamil.



 

Senin, 31 Oktober 2022

Ustadz Dadakan

Oleh : Muh. Azis

 

"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, "Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)." [Surat Fushilat: 33]


Ceramah Tarawih dan Subuh sudah jadi ciri khas syiar dakwah selama bulan Ramadan. Program ini menjadi salah satu kegiatan yang diadakan sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi jamaah tentang ajaran Islam.


Ada yang istimewa dari kegiatan tahunan ini di masjid Al Islam Tambakbayan. Sebuah masjid yang terletak di ujung kelurahan Caturtunggal, kapanewon Depok, kabupaten Sleman.


Awalnya, ceramah Ramadan akan diisi oleh para ustadz dari luar Tambakbayan. Baik ceramah Tarawih, ceramah Subuh maupun kajian Sabtu dan Ahad sore. Panitia akan mengundang ustadz-ustadz yang sudah terkenal di Yogyakarta. Panitia sudah mengantongi banyak nomor kontak para ustadz yang kompeten dalam ilmu-ilmu agama Islam. Tetapi dengan beberapa pertimbangan, diputuskan hanya ceramah Tarawih saja yang diisi oleh ustadz-ustadz dari luar. Sedangkan ceramah Subuh, diisi oleh warga Tambakbayan sendiri, yaitu semua anggota Jamaah Pengajian Kalimosodo. Jamaah pengajian bapak-bapak inilah yang selalu aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan Masjid Al Islam Tambakbayan.


Salah satu pertimbangan itu adalah untuk menghemat anggaran. Alasannya memang pragmatis. Tetapi, akhirnya kemudian muncul pertimbangan lain yang justru malah semakin menguatkan keputusan di atas. Pertimbangan itu adalah alasan keberlangsungan dakwah atau regenerasi ustadz atau mubalig.


Panitia berharap dari sekian orang yang dipercaya untuk mengisi ceramah Subuh akan muncul para ustadz, da'i atau mubalig baru. Mereka itulah yang diharapkan siap menyampaikan risalah Islam. Mau melakukan amar ma'ruf nahi munkar (menyeru dalam hal kebaikan dan menyeru untuk meninggalkan keburukan) kepada masyarakat warga Tambakbayan dan sekitarnya. Selama ini hanya segelintir orang Tambakbayan yang dipanggil ustadz. Mereka yang selama ini dijadwal sebagai khotib sholat Jum'at, penceramah di pengajian dan kajian-kajian.


Ada yang menarik dari jadwal penceramah Subuh ini. Pada saat dibuat jadwal penceramah Subuh, sempat muncul kekhawatiran dari jamaah yang ditunjuk untuk ceramah. Banyak jamaah yang merasa tidak percaya diri, grogi dan merasa ada beban mental takut kalau disebut hanya bisa bicara, tidak bisa melakukan. "Jarkoni," kata orang Jawa. “Iso ngajar, ora iso nglakoni.” Padahal mereka kita jadwal mengisi hanya sekali saja dalam bulan Ramadhan ini. Ini bisa dimaklumi karena sebagian besar anggota jamaah itu dari kalangan sosial-ekonomi bawah. Ada yang berprofesi sebagai tukang parkir, tukang batu, penjual angkringan, sopir, karyawan rumah makan, makelar dan lain-lain.


Saat kita buat rancangan jadwal penceramah Subuh itu, di forum rapat panitia atau secara personal, panitia  memberitahukan bahwa yang akan mengisi ceramah Subuh adalah jamaah masjid Al Islam sendiri. Yaitu Jamaah Pengajian Bapak-bapak Kalimosodo. Selanjutnya dibuat jadwal penceramah Subuh dan kita share di grup WhatsApp Panitia Ramadan.


Selama rentang waktu menunggu datangnya hari pertama bulan Ramadan, beberapa orang minta ijin untuk tidak dijadwal sebagai penceramah Subuh. Panitia bisa menerima alasannya. Beberapa orang yang minta ijin tadi kita hapus dari jadwal. Selanjutnya, panitia memosting jadwal penceramah Subuh yang baru. Akibatnya, sebagian jamaah yang pada awalnya sudah menyanggupi untuk mengisi kultum Subuh, ikut-ikutan minta diganti atau dihapus dari jadwal.


Singkat kata, dari pada jadi kacau karena sebagian besar minta mundur akhirnya diputuskan untuk kembali ke jadwal pertama yang dishare tadi. Mau tidak mau, jamaah harus siap mengisi.


Tidak disangka, antusiasme jamaah untuk mendengarkan ceramah para ustadz dadakan ini begitu tinggi. Mungkin karena ini pertama dalam sejarah perjalanan dakwah di masjid Al Islam Tambakbayan.  Untuk pertama kalinya, warga Tambakbayan yang selama ini hanya jadi pendengar saja, tahun ini menjadi penceramah Ramadan meskipun hanya untuk ceramah Subuh. Ada warga yang biasanya jarang salat berjamaah ke masjid, Ramadan ini malah jadi rajin Subuh ke Masjid. Ia akan bertanya pada panitia, “Subuh besok siapa yang ceramah?”


Tampaknya ia sangat penasaran. Ia membayangkan bagaimana tetangganya yang seprofesi dengannya sebagai tukang parkir naik ke atas mimbar dan berceramah di depan orang banyak. Selama Ramadan, jamaah salat Subuh yang hadir mencapai 100 – 200 orang.


“Apa tidak grogi ya? “, ia bertanya suatu ketika.


Muh. Azis

Marbot masjid Al Islam Tambakbayan, Relawan Literasi

SILATURRAHMI KE PALEMBANG

 Oleh Muh. Azis

 

 

Suatu hari, keponakan saya mengunggah video pendek perjalanannya pulang ke Palembang di grup WhatsApp keluarga besar trah. Video berdurasi 20 detik itu memperlihatkan saat mobil yang disopiri oleh anaknya yang sulung berjalan pelan hendak memasuki kapal penyeberangan di pelabuhan Merak, Banten. Pulang ke Musi Banyuasin, Palembang. Tempat tinggal Bulik (bibi) sekarang.


Spontan saya komentari, “Moga-moga lain waktu bisa berkunjung ke Jalur, Muba, Palembang. Mau sowan Bulik.”

 

Sebenarnya saya berharap Bulik (bibi) bisa rawuh ke acara Halal bi Halal keluarga besar di Ngampel, Srumbung kemarin. Sempat saya tanyakan ke keponakan saya tadi soal kemungkinan itu. Dia menjawab sepertinya kondisi Bulik sudah sangat kepayahan kalau harus menempuh perjalanan jauh dari Palembang ke Pulau Jawa. Saya memaklumi karena beliau sudah sepuh.

 

Sebenarnya secara pribadi, saya tidak punya kenangan khusus dan dalam dengan Bulik karena dulu saat beliau bertransmigrasi ke Palembang, saya masih kecil. Tidak ingat apa-apa tentang beliau.

 

Yang saya tahu, sampai sekarang ini (2022) Bulik adalah satu-satunya anak Simbah yang masih hidup. Delapan saudara kandungnya, termasuk ayah saya sudah meninggal. Saya hanya mau sungkem Bulik. Sebagaimana saya sungkem kepada emak dulu. Sangat emosional, sampai tak bisa berkata apa-apa. Hanya deraian air mata bercucuran saat sungkem kepada Mak’e dan Pak’e. Ingat banyak salah yang telah saya lakukan. Telah menyakiti hati tanpa sadar. Belum bisa membalas semua kebaikan mereka.

           

Komentar saya yang singkat atas video ponakan saya tadi mengundang komentar dari saudara-saudara dan keponakan yang lain.

 

Siswanto, salah satu putra Pakdhe saya pun berkomentar. “Kalau bisa halal bihalal di Palembang. Rombongan sewa bis.”

 

“Bisa mulai nabung, yuuk? “ kata mbak Wanti putrine Mas Nawawi Ngampel.

 

“Wah, kalau bisa terlaksana pasti seru.” Kata saya

 

Siswanto menanggapi,“Cari waktunya yang susah...karena kalau lebaran jalannya macet parah”

 

“Ada yang pernah rekreasi ke Palembang?” saya bertanya menyela. Maksud saya kalau ada yang punya pengalaman rekreasi ke Palembang, mungkin bisa berbagi pengalamannya. Biayanya berapa, jarak Muntilan ke Palembang berapa, berapa hari perjalanan ke sana dan sebagainya.

 

“Biayanya berapa? Muntilan - Palembang berapa hari?” tanya saya

Mbak Elvi, putri sulungnya Mas Toha almarhum ikut menjawab pertanyaan itu, “Ana kayanya pernah ke Palembang ketemu sama keluarga siapa lupa yang dekat bandara.”. Ana yang dimaksud mbak Elvi adalah adiknya.

 

“Mas Wahid mungkin”. Saya menjawab pertanyaan mbak Elvi. Beberapa waktu yang lalu, mbak Ana Afida pernah berkunjung ke Palembang dan bertemu dengan Wahid putrane Mas As’ari.

Ida, putrine Lik Mislam menyahut, “Ya dibuat angan-angan dulu. Nanti kalau Allah berkehendak semua akan mudah.”

 

“Ini yang tau ya keluarga Palembang,” Siswanto menanggapi pertanyaan saya.

 

Ponakan dari Palembang tadi menjawab, “Kathah (banyak), Mas. Dari Palembangnya nian ke Jalur masih lama. Tapi kalau sudah di Palembang-nya nanti dijemput sampai gubukku.”

 

Alhamdulillah, kata-katanya ini sedikit menjawab rasa penasaran saya.

 

“Inikan mobil pribadi. Kalau rombongan lebih murah karena ditanggung banyak orang” kata Siswanto.

 

“Kalau nyarter bus kayaknya Ngampel pernah pas ke Bantul. Mungkin ada kontak2nya bisa tanya perhari berapa sewa busnya.” Ida menambahkan.

 

Mbak Wanti menjawab, “Saudara di Sumatra banyak. Dari Simbah aja putranya ada 3. Di Lampung, di Sijunjung, tapi udah almarhum semua. Tinggal putra-putrinya.”

 

Saya menegaskan, “Itulah pentingnya silaturahmi. Saling berkunjung. Biar bisa saling mengenal.”

 

            “Coba saja tanya-tanya dulu di bus pariwisata. Untuk carter saat lebaran pasti beda karena ada tuslah lebaran.” Saran Ida 

 

Siswanto menanggapi, “Coba saja dihitung semua habis berapa terus nanti dilist (didaftar) siapa saja yang mau ikut biar bisa direalisasikan.”

 

Sayangnya pembicaraan saat itu berhenti. Sepertinya tidak banyak yang tertarik dengan ide ujung (silaturrahmi) bareng-bareng ke Palembang ini. Saya bisa memaklumi. Banyak pertimbangan saat orang mau mengadakan perjalanan jauh sampai keluar kota bahkan keluar Pulau Jawa. Biaya, kondisi badan, waktu, kondisi di perjalanan dan lain-lain.

Saya pun jadi ikut mikir-mikir. Entah kapan rencana ini bisa terlaksana.

 

Brajan, pertengahan Syawal 1443 H.

Kamis, 08 September 2022

SYAFIQ MUHAMMAD FAKHRI

Oleh Martiana


Hari itu, 16 Ramadhan tepatnya 6 September 2009 dengan rahmat Allah, lahir bayi mungil berjenis kelamin laki-laki.

Bayi itu aku beri nama Syafiq Muhammad Fakhri.
Aku berharap agar kelak dia menjadi anak yang berhati lembut, penyayang kepada sesama dan menjadi kebanggaan kami. 

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari ini tepat 13 tahun usianya.

Masih aku ingat, ketika itu Syafiq masih TK.

Syafiq kecil bertanya kepadaku, "Ummi, kenapa kaki ummi begini. Beda sama yang lain?"

"Mas Syafiq malu punya ummi yang kakinya begini?", Aku balik bertanya.

"Enggak, tapi kenapa harus Ummi, bukan yang lain saja?"

"Mas, semua yang ada di diri kita hanya titipan Allah. Ummi juga tidak tahu mengapa Allah memilih ummi untuk menitipkan kaki istimewa ini. Tapi ummi yakin inilah titipan Allah yang terbaik."

"Terbaik kok jelek?"

"Kaki ummi jelek ya, Mas?"

"Enggak...enggak Mi."

Kemudian dia peluk aku dengan erat. Pengen meneteskan air mata ini.

"Ummi, besok kalau besar aku mau jadi dokter. Aku mau ganti kaki Ummi dengan kaki yang bagus. Biar Ummi kalo jalan tidak sakit lagi."

Aku hanya tersenyum dan mengaminkan doa dan harapannya.

Di buku kenangan TK, dia tuliskan dokter sebagai cita-citanya.

Waktu terus berjalan..

Selama sekolah di SD, Syafiq memiliki banyak teman. Tidak hanya teman sekelas tapi juga kakak kelas dan adik kelas.
Setiap hari Syafiq pulang sekolah di akhir waktu.

Apa yang dia lakukan?

Syafiq akan menunggu teman atau kakak kelasnya yang belum dijemput sampai dijemput orang tuanya.
Sesekali dia pulang dulu untuk ganti baju dan bawakan makanan yang ada di rumah untuk dia berikan pada teman atau kakak kelas yang belum dijemput itu.

Jika adzan berkumandang, Syafiq akan mengatakan,
"Yuk Ummi, kita ke masjid.
Ummi pegang tangan dan bahuku ya...biar kalo jalan tidak sakit."

"Masya Allah...terimakasih sayang.", kataku dalam hati.

Selesai sholat, dia akan menunggu di tangga dekat pintu keluar dan mengatakan, "Ummi, berdoanya sudah selesai belum? Kalo sudah...yuk kita pulang. Aku gandeng tangan ummi yang kanan ya dan ummi pegang kuat tanganku...biar ngga sakit. "

Maret lalu, usai sholat Isya, dia membisikkan kepadaku. "Ummi aku mau mondok. Aku ingin menjadi seperti Pak Tafaul."

Pak Tafaul adalah salah satu gurunya di kelas 6...yang lembut, penyayang dan punya akhlaq yang luar biasa. Setiap mau masuk kelas...beliau ambil air wudlu dan kemudian masuk kelas untuk mengajar.

Pagi harinya, aku daftarkan ke pondok Miftahunnajah. Pondok di kota Jogja...tidak jauh dari rumah. Mungkin hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk ke sana

Syafiq bertanya, "Mengapa ummi mendaftarkan aku ke pondok ini ?"

Saya sampaikan kepada Syafiq.

"Ummi kenal dengan para pendiri pondok ini. Beliau adalah ustadz Didik Purwodarsono.
Belum lama beliau wafat, Mas.
Setelah beliau wafat, semua putra putrinya yang meneruskan kerja-kerja dakwah itu.
Dia mendirikan sesuatu yang bermanfaat untuk umat ini dan setelah mati,tidak berhenti tapi dilanjutkan semua putra-putrinya."

"Ummi berharap Mas Syafiq, Mbak Syahidah dan Dik Syamil yang akan meneruskan dakwah ini jika suatu hari abi dan ummi dipanggil Allah.
Sekarang banyaklah menuntut ilmu, perbaiki akhlaqmu. Insya Allah, Allah akan bersamamu."

Syafiq mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan kemudian menjawab, 
"Ummi dulu kita bertiga kan pernah punya cita-cita. Kita akan dirikan rumah sakit yang besar.
Aku dokternya, mbak Syahida yang ngurusin makannya karena suka masak dan Dik Syamil jadi ustadznya yang mendoakan pasien yang sakit."

Sekali lagi...aku aminkan doa dan harapannya.

Syafiq....anak yang sangat biasa prestasi akademiknya. Tahsin dan tahfidznya pun juga sangat biasa. 
Tapi selalu kutanamkan, siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil. 

Hormati semua gurumu, ustadzmu ya Mas, orang-orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan.
Insya Allah akan mendapat ilmu yang barokah...
Yang terlihat susah jadi mudah dengan izin Allah.

Juli kemaren dia lulus dari SD.

Masih sama, dia menuliskan cita citanya menjadi dokter.


Mas Syafiq...
Semoga Allah mengabulkan cita dan harapanmu. Ummi ridlo dengan semua yang sudah dilakukan
Yang terpenting adalah kamu benar-benar menjadi anak yang lembut, penyayang dan berakhlaq mulia.

Kalaupun benar-benar jadi dokter suatu saat...maaf Mas... Ummi tidak mengizinkan kamu mengganti kaki ini. Biarlah titipan Allah ini tidak akan berubah sampai ajal bertemu.
Biarlah kaki yang terseok ini yang akan menghantarkan ummi, abi dan anak-anak ke jannahNya.

Doakan ummi tetap sabar, istiqomah dan teguh bersama dakwah.

Ummi masih ingin seperti sahabat baginda Rasulullah, yang punya prinsip : Dengan cacat pincangku ini maka akan kuraih surga."



Barokallah Mas Syafiq...

Semoga tetap menjadi anak yang lembut, penyayang dan berakhlaq mulia.
Semoga Allah mudahkan proses untuk menjadi insan yang tunduk dan taat hanya kepada Allah.
Sungguh aku mencintaimu karena Allah.


Terimakasih saya sampaikan kepada semua lembaga pendidikan yang pernah menjadi tempat mas Syafiq belajar.

PAUD Mutiara Amanah, Janti Baru.
TKIT Salman Al Farisi 2, Klebengan.
SDIT Al Islam, Tambakbayan
PPM Miftahunnajah, Trini Sleman

Mohon dimaafkan jika ada banyak hal yang kurang berkenan.
Dan tetap mohon doa semoga mas Syafiq bisa meraih cita-cita besarnya.....dengan rahmat Allah.

***

Selasa, 6 September 2022.
#menjelang Subuh 6092002


Senin, 21 Desember 2020

PUISI IBU

Oleh Syahidah Asma Amanina


Oh Ibu aku sayang padamu


Engkau telah merawatku dari kecil hingga besar


Betapa senangnya aku sekarang denganmu


Oh Ibu jasamu sangat besar untukku


Aku tidak akan melupakanmu hingga akhir hayat


Jasamu besar untukku


Lain kali saat kau tua aku ganti yang merawatmu ibu 


Catatan : 

Memperingati hari Ibu, saya posting puisi karya anak saya tentang ibunya. Sebenarnya puisi ini ditulis anak saya  5 tahun yang lalu (2015), saat ia berumur 9 tahun. Baru kelas 3 SD di SD Al Islam Tambakbayan, Yogyakarta. Ibu guru di sekolahnya meminta murid-murid menulis apa saja yang mereka sukai. Anak saya menulis puisi Ibu.

 

Selasa, 13 Oktober 2020

KOMUNIKASI

Sebuah WA grup sesungguhnya juga bisa sebagai sarana POMG. POMG online (dunia maya). Seperti kata salah satu wali murid, Bu Nur Wijayanti, lewat grup ini bisa untuk mengkomunikasikan keadaan anak, terutama ketika anak ada masalah.

Sarana untuk mengingatkan ketika ada tugas atau ulangan.  

 

Yang penting memang sesungguhnya adalah adanya komunikasi yang intens antara wali murid dan wali kelas. 

 

Meminjam kata Bu Rusi, anak-anak bisa berkembang jika terjadi keselarasan dan keharmonisan antara sekolah (terutama wali kelas) dan wali murid. 

 

Jadi, saling membantu, saling mendukung dan saling mengingatkan.

 

Soal karakter dan sifat guru, di mana pun in sya'a Allah akan terasa lengkap manakala ada yang lembut, ada yang tegas, ada yang halus ada yang keras. Ada yang pelan, ada yang cepat.

 

Sesungguhnya, kalau kita sikapi dengan positive thinking semua terasa enak. Nikmat. 

 

Menemani anak-anak kita belajar misalnya, mungkin menyita waktu kerja atau istirahat kita dan rasanya kadang capek. "Bikes", kata anak-anak.  Bikin kesel. Tetapi dibalik itu, sesungguhnya itulah waktu yang tepat untuk menjalin kedekatan hubungan kita dengan anak-anak. Kita bisa berbicara dengan bebas dari hati ke hati.

 

Kita akan mendengar cerita-cerita lucu atau pengalaman yang menegangkan yang dialami anak saat mereka belajar di sekolah.

 

Mau tidak mau kita sebagai orang tua kadang-kadang dipaksa untuk belajar lagi, mengingat-ingat pelajaran yang pernah kita dapatkan dulu. Kalau kita niatkan dengan benar in sya'a Allah apa yang kita lakukan itu berpahala karena bernilai ibadah.

 

Hemm...ma sya'a Allah. Kita bisa menanamkan nilai-nilai yang baik dan benar kepada anak-anak kita. Komunikasi yang efektif dengan anak-anak. Itu adalah anugerah yang Allah berikan kepada kita yang mungkin tidak diberikan kepada pasangan yang belum diberi keturunan. Capek sekali, mungkin. Tapi itulah saatnya kita memperoleh pahala besar dari Allah SWT.

 

Saya sendiri sering mengalami hal ini. Ada cerita lucu yang saya dapatkan dari anak-anak.

 

Saat saya menemani anak saya, Syahidah (11 tahun) mengerjakan PR, ia mengatakan kalau Bu Rusi dan Bu Yuli itu hanya mengejar materi (pelajaran) cepat selesai.

 

"Bu Rusi itu kalau menjelaskan pelajaran sering cepat banget. Teman-teman jadi sering mlongo. Menggeleng-gelengkan kepala, terus bola mata mengikuti gerak tangan Bu Rusi."

 

"Misalnya, gimana?" Saya bertanya penasaran.

 

"Misalnya soal perkalian pas pelajaran matematika. 180 x 12. Dia menjelaskannya seperti ini. 0 kali 2 sekian, 8 kali 2 sekian, ini kali ini sekian, ini sekian...nah ketemu 180 x 12 = sekian. Begitu ya. Hah, cepet banget. Nggak paham, Bu. Masak kayak gitu saja nggak paham, kata Bu Rusi. Lha, Bu Rusi menjelaskannya terlalu cepat."

 

Eh..kok malah jadi  ngrasani Bu Rusi. He.. he..he maaf. 

 

Saat bersamaan, adiknya (Syafiq, kelas 2) juga sedang mengerjakan PR soal pelajaran PKn.   'Orang tuamu sibuk membersihkan rumah,  tindakanmu seharusnya...'

a. pergi bermain dengan teman

b. belajar di rumah teman

c. ikut membantu tanpa disuruh.

 

Ia memilih jawaban C. Tapi sambil menyilang huruf C, ia bilang, "Nek aku ta' biarkan".

 

"Kok gitu. Itu namanya nggak sesuai dengan apa yang kamu tuliskan no?"

 

"Soalnya kalau aku jawab ta biarkan, nanti disalahkan sama Bu Ayu."

 

He..he..he.. Ini anak perlu diusap-usap kepalanya biar hatinya jadi lembut. 

 

Cerita atau pengalaman lain, saya yakin Ibu-ibu dan Bapak-bapak juga merasakan hal yang sama. 

 

Mudah-mudahan hari-hari yang akan datang lebih baik lagi. Anak-anak tumbuh dan berkembang maksimal. Bersaing secara sehat, tidak hanya dengan sesama teman sekelas tapi bahkan bersaing dengan murid SD lain.

 

Selamat tahun baru 1439 Hijriyah

(27 Sep 2017)

SAHABAT MANTU

Salah satu rezeki yang patut disyukuri setiap hari adalah dipertemukannya kita dengan orang-orang baik dan sholeh. Bersahabat dengan teman-t...