Selasa, 13 Oktober 2020

KOMUNIKASI

Sebuah WA grup sesungguhnya juga bisa sebagai sarana POMG. POMG online (dunia maya). Seperti kata salah satu wali murid, Bu Nur Wijayanti, lewat grup ini bisa untuk mengkomunikasikan keadaan anak, terutama ketika anak ada masalah.

Sarana untuk mengingatkan ketika ada tugas atau ulangan.  

 

Yang penting memang sesungguhnya adalah adanya komunikasi yang intens antara wali murid dan wali kelas. 

 

Meminjam kata Bu Rusi, anak-anak bisa berkembang jika terjadi keselarasan dan keharmonisan antara sekolah (terutama wali kelas) dan wali murid. 

 

Jadi, saling membantu, saling mendukung dan saling mengingatkan.

 

Soal karakter dan sifat guru, di mana pun in sya'a Allah akan terasa lengkap manakala ada yang lembut, ada yang tegas, ada yang halus ada yang keras. Ada yang pelan, ada yang cepat.

 

Sesungguhnya, kalau kita sikapi dengan positive thinking semua terasa enak. Nikmat. 

 

Menemani anak-anak kita belajar misalnya, mungkin menyita waktu kerja atau istirahat kita dan rasanya kadang capek. "Bikes", kata anak-anak.  Bikin kesel. Tetapi dibalik itu, sesungguhnya itulah waktu yang tepat untuk menjalin kedekatan hubungan kita dengan anak-anak. Kita bisa berbicara dengan bebas dari hati ke hati.

 

Kita akan mendengar cerita-cerita lucu atau pengalaman yang menegangkan yang dialami anak saat mereka belajar di sekolah.

 

Mau tidak mau kita sebagai orang tua kadang-kadang dipaksa untuk belajar lagi, mengingat-ingat pelajaran yang pernah kita dapatkan dulu. Kalau kita niatkan dengan benar in sya'a Allah apa yang kita lakukan itu berpahala karena bernilai ibadah.

 

Hemm...ma sya'a Allah. Kita bisa menanamkan nilai-nilai yang baik dan benar kepada anak-anak kita. Komunikasi yang efektif dengan anak-anak. Itu adalah anugerah yang Allah berikan kepada kita yang mungkin tidak diberikan kepada pasangan yang belum diberi keturunan. Capek sekali, mungkin. Tapi itulah saatnya kita memperoleh pahala besar dari Allah SWT.

 

Saya sendiri sering mengalami hal ini. Ada cerita lucu yang saya dapatkan dari anak-anak.

 

Saat saya menemani anak saya, Syahidah (11 tahun) mengerjakan PR, ia mengatakan kalau Bu Rusi dan Bu Yuli itu hanya mengejar materi (pelajaran) cepat selesai.

 

"Bu Rusi itu kalau menjelaskan pelajaran sering cepat banget. Teman-teman jadi sering mlongo. Menggeleng-gelengkan kepala, terus bola mata mengikuti gerak tangan Bu Rusi."

 

"Misalnya, gimana?" Saya bertanya penasaran.

 

"Misalnya soal perkalian pas pelajaran matematika. 180 x 12. Dia menjelaskannya seperti ini. 0 kali 2 sekian, 8 kali 2 sekian, ini kali ini sekian, ini sekian...nah ketemu 180 x 12 = sekian. Begitu ya. Hah, cepet banget. Nggak paham, Bu. Masak kayak gitu saja nggak paham, kata Bu Rusi. Lha, Bu Rusi menjelaskannya terlalu cepat."

 

Eh..kok malah jadi  ngrasani Bu Rusi. He.. he..he maaf. 

 

Saat bersamaan, adiknya (Syafiq, kelas 2) juga sedang mengerjakan PR soal pelajaran PKn.   'Orang tuamu sibuk membersihkan rumah,  tindakanmu seharusnya...'

a. pergi bermain dengan teman

b. belajar di rumah teman

c. ikut membantu tanpa disuruh.

 

Ia memilih jawaban C. Tapi sambil menyilang huruf C, ia bilang, "Nek aku ta' biarkan".

 

"Kok gitu. Itu namanya nggak sesuai dengan apa yang kamu tuliskan no?"

 

"Soalnya kalau aku jawab ta biarkan, nanti disalahkan sama Bu Ayu."

 

He..he..he.. Ini anak perlu diusap-usap kepalanya biar hatinya jadi lembut. 

 

Cerita atau pengalaman lain, saya yakin Ibu-ibu dan Bapak-bapak juga merasakan hal yang sama. 

 

Mudah-mudahan hari-hari yang akan datang lebih baik lagi. Anak-anak tumbuh dan berkembang maksimal. Bersaing secara sehat, tidak hanya dengan sesama teman sekelas tapi bahkan bersaing dengan murid SD lain.

 

Selamat tahun baru 1439 Hijriyah

(27 Sep 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SAHABAT MANTU

Salah satu rezeki yang patut disyukuri setiap hari adalah dipertemukannya kita dengan orang-orang baik dan sholeh. Bersahabat dengan teman-t...