Sebuah WA grup sesungguhnya juga bisa sebagai sarana POMG. POMG online (dunia maya). Seperti kata salah satu wali murid, Bu Nur Wijayanti, lewat grup ini bisa untuk mengkomunikasikan keadaan anak, terutama ketika anak ada masalah.
Sarana untuk mengingatkan ketika ada
tugas atau ulangan.
Yang penting memang sesungguhnya
adalah adanya komunikasi yang intens antara wali murid dan wali kelas.
Meminjam kata Bu Rusi, anak-anak bisa
berkembang jika terjadi keselarasan dan keharmonisan antara sekolah (terutama
wali kelas) dan wali murid.
Jadi, saling membantu, saling
mendukung dan saling mengingatkan.
Soal karakter dan sifat guru, di mana
pun in sya'a Allah akan terasa lengkap manakala ada yang lembut, ada yang
tegas, ada yang halus ada yang keras. Ada yang pelan, ada yang cepat.
Sesungguhnya, kalau kita sikapi
dengan positive thinking semua terasa enak. Nikmat.
Menemani anak-anak kita belajar
misalnya, mungkin menyita waktu kerja atau istirahat kita dan rasanya kadang
capek. "Bikes", kata anak-anak. Bikin kesel. Tetapi dibalik
itu, sesungguhnya itulah waktu yang tepat untuk menjalin kedekatan hubungan
kita dengan anak-anak. Kita bisa berbicara dengan bebas dari hati ke hati.
Kita akan mendengar cerita-cerita
lucu atau pengalaman yang menegangkan yang dialami anak saat mereka belajar di
sekolah.
Mau tidak mau kita sebagai orang tua
kadang-kadang dipaksa untuk belajar lagi, mengingat-ingat pelajaran yang pernah
kita dapatkan dulu. Kalau kita niatkan dengan benar in sya'a Allah apa yang
kita lakukan itu berpahala karena bernilai ibadah.
Hemm...ma sya'a Allah. Kita bisa
menanamkan nilai-nilai yang baik dan benar kepada anak-anak kita. Komunikasi
yang efektif dengan anak-anak. Itu adalah anugerah yang Allah berikan kepada
kita yang mungkin tidak diberikan kepada pasangan yang belum diberi keturunan.
Capek sekali, mungkin. Tapi itulah saatnya kita memperoleh pahala besar dari
Allah SWT.
Saya sendiri sering mengalami hal
ini. Ada cerita lucu yang saya dapatkan dari anak-anak.
Saat saya menemani anak saya, Syahidah (11 tahun) mengerjakan PR, ia mengatakan kalau Bu Rusi dan Bu Yuli itu hanya mengejar
materi (pelajaran) cepat selesai.
"Bu Rusi itu kalau menjelaskan
pelajaran sering cepat banget. Teman-teman jadi sering mlongo.
Menggeleng-gelengkan kepala, terus bola mata mengikuti gerak tangan Bu
Rusi."
"Misalnya, gimana?" Saya
bertanya penasaran.
"Misalnya soal perkalian pas
pelajaran matematika. 180 x 12. Dia menjelaskannya seperti ini. 0 kali 2
sekian, 8 kali 2 sekian, ini kali ini sekian, ini sekian...nah ketemu 180 x 12
= sekian. Begitu ya. Hah, cepet banget. Nggak paham, Bu. Masak kayak gitu saja
nggak paham, kata Bu Rusi. Lha, Bu Rusi menjelaskannya terlalu cepat."
Eh..kok malah jadi ngrasani Bu Rusi. He.. he..he maaf.
Saat bersamaan, adiknya (Syafiq,
kelas 2) juga sedang mengerjakan PR soal pelajaran PKn. 'Orang tuamu
sibuk membersihkan rumah, tindakanmu seharusnya...'
a. pergi bermain dengan teman
b. belajar di rumah teman
c. ikut membantu tanpa disuruh.
Ia memilih jawaban C. Tapi sambil
menyilang huruf C, ia bilang, "Nek aku ta' biarkan".
"Kok gitu. Itu namanya nggak
sesuai dengan apa yang kamu tuliskan no?"
"Soalnya kalau aku jawab ta
biarkan, nanti disalahkan sama Bu Ayu."
He..he..he.. Ini anak perlu
diusap-usap kepalanya biar hatinya jadi lembut.
Cerita atau pengalaman lain, saya yakin
Ibu-ibu dan Bapak-bapak juga merasakan hal yang sama.
Mudah-mudahan hari-hari yang akan
datang lebih baik lagi. Anak-anak tumbuh dan berkembang maksimal. Bersaing
secara sehat, tidak hanya dengan sesama teman sekelas tapi bahkan bersaing
dengan murid SD lain.
Selamat tahun baru 1439 Hijriyah
(27 Sep 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar