Kamis, 08 September 2022

SYAFIQ MUHAMMAD FAKHRI

Oleh Martiana


Hari itu, 16 Ramadhan tepatnya 6 September 2009 dengan rahmat Allah, lahir bayi mungil berjenis kelamin laki-laki.

Bayi itu aku beri nama Syafiq Muhammad Fakhri.
Aku berharap agar kelak dia menjadi anak yang berhati lembut, penyayang kepada sesama dan menjadi kebanggaan kami. 

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari ini tepat 13 tahun usianya.

Masih aku ingat, ketika itu Syafiq masih TK.

Syafiq kecil bertanya kepadaku, "Ummi, kenapa kaki ummi begini. Beda sama yang lain?"

"Mas Syafiq malu punya ummi yang kakinya begini?", Aku balik bertanya.

"Enggak, tapi kenapa harus Ummi, bukan yang lain saja?"

"Mas, semua yang ada di diri kita hanya titipan Allah. Ummi juga tidak tahu mengapa Allah memilih ummi untuk menitipkan kaki istimewa ini. Tapi ummi yakin inilah titipan Allah yang terbaik."

"Terbaik kok jelek?"

"Kaki ummi jelek ya, Mas?"

"Enggak...enggak Mi."

Kemudian dia peluk aku dengan erat. Pengen meneteskan air mata ini.

"Ummi, besok kalau besar aku mau jadi dokter. Aku mau ganti kaki Ummi dengan kaki yang bagus. Biar Ummi kalo jalan tidak sakit lagi."

Aku hanya tersenyum dan mengaminkan doa dan harapannya.

Di buku kenangan TK, dia tuliskan dokter sebagai cita-citanya.

Waktu terus berjalan..

Selama sekolah di SD, Syafiq memiliki banyak teman. Tidak hanya teman sekelas tapi juga kakak kelas dan adik kelas.
Setiap hari Syafiq pulang sekolah di akhir waktu.

Apa yang dia lakukan?

Syafiq akan menunggu teman atau kakak kelasnya yang belum dijemput sampai dijemput orang tuanya.
Sesekali dia pulang dulu untuk ganti baju dan bawakan makanan yang ada di rumah untuk dia berikan pada teman atau kakak kelas yang belum dijemput itu.

Jika adzan berkumandang, Syafiq akan mengatakan,
"Yuk Ummi, kita ke masjid.
Ummi pegang tangan dan bahuku ya...biar kalo jalan tidak sakit."

"Masya Allah...terimakasih sayang.", kataku dalam hati.

Selesai sholat, dia akan menunggu di tangga dekat pintu keluar dan mengatakan, "Ummi, berdoanya sudah selesai belum? Kalo sudah...yuk kita pulang. Aku gandeng tangan ummi yang kanan ya dan ummi pegang kuat tanganku...biar ngga sakit. "

Maret lalu, usai sholat Isya, dia membisikkan kepadaku. "Ummi aku mau mondok. Aku ingin menjadi seperti Pak Tafaul."

Pak Tafaul adalah salah satu gurunya di kelas 6...yang lembut, penyayang dan punya akhlaq yang luar biasa. Setiap mau masuk kelas...beliau ambil air wudlu dan kemudian masuk kelas untuk mengajar.

Pagi harinya, aku daftarkan ke pondok Miftahunnajah. Pondok di kota Jogja...tidak jauh dari rumah. Mungkin hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk ke sana

Syafiq bertanya, "Mengapa ummi mendaftarkan aku ke pondok ini ?"

Saya sampaikan kepada Syafiq.

"Ummi kenal dengan para pendiri pondok ini. Beliau adalah ustadz Didik Purwodarsono.
Belum lama beliau wafat, Mas.
Setelah beliau wafat, semua putra putrinya yang meneruskan kerja-kerja dakwah itu.
Dia mendirikan sesuatu yang bermanfaat untuk umat ini dan setelah mati,tidak berhenti tapi dilanjutkan semua putra-putrinya."

"Ummi berharap Mas Syafiq, Mbak Syahidah dan Dik Syamil yang akan meneruskan dakwah ini jika suatu hari abi dan ummi dipanggil Allah.
Sekarang banyaklah menuntut ilmu, perbaiki akhlaqmu. Insya Allah, Allah akan bersamamu."

Syafiq mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan kemudian menjawab, 
"Ummi dulu kita bertiga kan pernah punya cita-cita. Kita akan dirikan rumah sakit yang besar.
Aku dokternya, mbak Syahida yang ngurusin makannya karena suka masak dan Dik Syamil jadi ustadznya yang mendoakan pasien yang sakit."

Sekali lagi...aku aminkan doa dan harapannya.

Syafiq....anak yang sangat biasa prestasi akademiknya. Tahsin dan tahfidznya pun juga sangat biasa. 
Tapi selalu kutanamkan, siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil. 

Hormati semua gurumu, ustadzmu ya Mas, orang-orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan.
Insya Allah akan mendapat ilmu yang barokah...
Yang terlihat susah jadi mudah dengan izin Allah.

Juli kemaren dia lulus dari SD.

Masih sama, dia menuliskan cita citanya menjadi dokter.


Mas Syafiq...
Semoga Allah mengabulkan cita dan harapanmu. Ummi ridlo dengan semua yang sudah dilakukan
Yang terpenting adalah kamu benar-benar menjadi anak yang lembut, penyayang dan berakhlaq mulia.

Kalaupun benar-benar jadi dokter suatu saat...maaf Mas... Ummi tidak mengizinkan kamu mengganti kaki ini. Biarlah titipan Allah ini tidak akan berubah sampai ajal bertemu.
Biarlah kaki yang terseok ini yang akan menghantarkan ummi, abi dan anak-anak ke jannahNya.

Doakan ummi tetap sabar, istiqomah dan teguh bersama dakwah.

Ummi masih ingin seperti sahabat baginda Rasulullah, yang punya prinsip : Dengan cacat pincangku ini maka akan kuraih surga."



Barokallah Mas Syafiq...

Semoga tetap menjadi anak yang lembut, penyayang dan berakhlaq mulia.
Semoga Allah mudahkan proses untuk menjadi insan yang tunduk dan taat hanya kepada Allah.
Sungguh aku mencintaimu karena Allah.


Terimakasih saya sampaikan kepada semua lembaga pendidikan yang pernah menjadi tempat mas Syafiq belajar.

PAUD Mutiara Amanah, Janti Baru.
TKIT Salman Al Farisi 2, Klebengan.
SDIT Al Islam, Tambakbayan
PPM Miftahunnajah, Trini Sleman

Mohon dimaafkan jika ada banyak hal yang kurang berkenan.
Dan tetap mohon doa semoga mas Syafiq bisa meraih cita-cita besarnya.....dengan rahmat Allah.

***

Selasa, 6 September 2022.
#menjelang Subuh 6092002


SAHABAT MANTU

Salah satu rezeki yang patut disyukuri setiap hari adalah dipertemukannya kita dengan orang-orang baik dan sholeh. Bersahabat dengan teman-t...