KESADARAN

Hidup ini tidak lain adalah sebuah safari atau perjalanan panjang dalam melaksanakan amanah dari Allah.Dalam hidupnya manusia dibatasi oleh empat dimensi : bumi tempat beramal, waktu atau umur sebagai sebuah kesempatan beramal, nilai Islam yang menjadi landasan amal dan potensi diri sebagai modal beramal. Maka orang yang bijak adalah orang yang senantiasa mengukur keterbatasan-keterbatasan dirinya untuk sebuah produktifitas yang tinggi dan hasil yang membahagiakan.

Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang senantiasa sadar bahwa detik-detik hidupnya adalah karya dan amal salih. Kehidupannya di dunia sangat terbatas sehingga tidak akan disia-siakannya untuk hal-hal yang sepele, remeh apalagi perbuatan yang dibenci (makruh) dan haram. Mereka menyadari bahwa setiap yang bernyawa suatu saat pasti akan mati dan bahwa setiap amal akan memperoleh balasan yang sesuai.

Dalam perjalanan hidup kita, sering karena disibukkan dengan urusan-urusan duniawi, kesadaran seperti diatas hilang dari hati dan pikiran kita. Sehingga sering ketika kita bekerja atau beraktifitas kita lupa dengan tujuan hakiki dari hidup ini bahwa semestinya ketika kita beraktifitas apapun semua kita niatkan untuk beribadah, untuk mencapai ridha Allah semata. Bukan sekadar berhenti hanya mencari harta, jabatan, popularitas, kekuasaan dan kesenangan-kesenangan duniawi saja. Karena jika hanya berhenti pada semua kesenangan-kesenangan duniawi saja, itu tidak memberi manfaat untuk kehidupan sesudah kita mati nanti.Yang akan memberi manfaat adalah ketika dengan harta yang kita miliki kita bisa beramal salih dengan harta itu. Dengan jabatan yang kita punyai kita bisa beramar makruf nahi munkar dengan efektif dan maksimal.  

 
Kesadaran seperti inilah yang harus senantiasa tertanam kuat dalam hati dan fikiran kita sehingga bisa menyelamatkan hidup kita.Semoga bermanfaat.