Kemarin sore, saya memperhatikan percakapan Hida dengan Syafiq. Saat itu,Syafiq sedang makan roti kesukaannya.
“Aku minta rotinya,Fiiq” rayu Hida
“Nggak mau” jawab Syafiq cepat.
“Hih, Syafiq pelit…”
Syafiq hanya diam saja dibilang pelit oleh kakaknya. Dia nikmati rotinya dengan santai.Tidak ada tanda-tanda mau memberi. Hida jadi agak jengkel.
Syafiq hanya diam saja dibilang pelit oleh kakaknya. Dia nikmati rotinya dengan santai.Tidak ada tanda-tanda mau memberi. Hida jadi agak jengkel.
“Orang pelit kuburannya sempit…..Iya kan,Bi?” Hida minta dukungan saya.
Saya menganggukkan kepala. Saya menoleh ke
arah Syafiq. Maksud saya, barangkali dia terus mau berbagi sedikit
kuenya.Tapi ternyata tidak.Saya mencoba cara lain.Saya puji dia.
“Eh,Syafiq kan anak salih to? Anak salih itu suka berbagi lho.Anak yang suka berbagi itu namanya dermawan.Orang yang suka memberi ”
“Iya,Fiq. Kamu kan harusnya dermawan. Namamu kan Syafiq. Es-ye-a–ef-i-qiu. Ada 6. Pep so den pep so den”
Hida menyahut
cepat ucapan saya sambil menghitung huruf nama adiknya dengan
jari-jarinya. Syafiq yang diajak bicara cuma memperhatikan saja. Tidak
paham dia.
Saya sendiri juga penasaran.Pepsodent? Apa hubungannya
dermawan dengan salah satu merk pasta gigi itu.
Saya jadi tertawa setelah mendengarkan penjelasan Hida.
Saya jadi tertawa setelah mendengarkan penjelasan Hida.
Menurutnya, jenis orang itu
hanya ada tiga : pelit,sombong dan dermawan disingkat pepsoden. Cara
menentukannya yaitu dengan menghitung jumlah huruf nama orang. Lalu
rumus pepsoden tadi diterapkan secara berurutan per suku kata.Satu
huruf,satu suku kata dari pepsoden tadi.Hasil yang dipakai adalah suku
kata terakhir. Syafiq,misalnya.Ada 6 huruf. Jadi :
pep-so-den-pep-so-den.Berarti dia dermawan.
Saya bertanya,”Siapa yang mengajari begitu?”
Saya bertanya,”Siapa yang mengajari begitu?”
“Alifah…” jawabnya singkat.
“Kalau Denia itu sombong.” Ia melanjutkan.Alifah dan Denia adalah teman-temannya di TK.
“Masak sih?” saya bertanya sedikit kaget. Seingat saya,kalau saya menjemput Hida di sekolahnya, sering Denia menyapa saya dengan ramah. Di kelasnya saja dia mendapat penghargaan sebagai anak yang paling pandai berkomunikasi. Masak dibilang sombong sih.
“Denia kan 5 huruf.De,e,en,i.a.Pep so den pep so.Dia itu sombong”
Owalah,gitu to menyimpulkannya.Dalam hati saya berkata, kalau begitu caranya,saya orang yang pelit dong. Nama saya kan Azis. Ada 4 huruf.Pep so den pep. Waduh..
Nah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar