Sore tadi, saya ajak anak-anak ke rumah sakit. Sudah 2 hari ini umminya opname karena penyakit lamanya kambuh.Setelah menunggu beberapa saat, Syafiq mengajak saya keluar dari kamar inap.
“Ayo Bi ke taman pintar…” pintanya.
“Ke Taman Pintar? Waah itu jauuh le…” jawab saya.
Saya sudah membayangkan repotnya perjalanan dari Babarsari ke Taman Pintar yang letaknya di ujung seberang timur jalan Malioboro itu. Sore-sore begini jalanan pasti ramai bahkan mungkin macet. Dan akan banyak melewati lampu bangjo. Tapi dia tetap ngeyel.
“Ayo to Bi ke taman pintar…”
“Nggak mau ah. Jauh.”
“Nggak jauuh.Ayo to,Bi…!”
Kali ini sambil menarik-narik ujung baju dan tangan saya. Ia menarik keras tangan saya dan menjauh dari bangsal menuju ke arah tempat parkir motor.
Ketika sampai di bawah tangga
yang menuju lantai 2 ia berhenti. Masih memegang erat tangan saya,ia
menaiki tangga.
Sampai di lantai 2 itu, ia lepaskan tangan saya dan
berlari menuju sebuah tempat kecil di ujung deretan bangku panjang
tempat para pasien menunggu periksa.
Owalaah thole…thole, ternyata yang dimaksud taman pintar itu tempat bermain untuk anak-anak yang disediakan rumah sakit itu.
Owalaah thole…thole, ternyata yang dimaksud taman pintar itu tempat bermain untuk anak-anak yang disediakan rumah sakit itu.
Tempatnya kecil. Dindingnya ditempel gambar
taman. Di bagian depan ada pagar dari kayu dicat warna-warni.Dan ada
satu prosotan warna merah.Itu yang dia inginkan...naik turun main
prosotan.
Hmmm….anak-anak punya definisi dan imajinasi sendiri tentang
Taman Pintar. — @ RSKIA Sadewa Babarsari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar